Kamis, 26 September 2013

Masih Birthday Stuff

Kemarin itu sudah tanggal 25 September, tapi murid-muridku kelas 2A tetep nggak mau ketinggalan momen ultahku, hahaha.. Apasih..

Jauh-jauh hari mereka berencana memberiku kado, dan mereka antusias saat kemarin saya memasuki kelasnya. Ini dia foto para pemberi kado dan teman-temannya. 3 kado terbungkus rapi dan mereka ingin saya buru-buru membukanya.

Setelah rame-rame dibuka, ternyata isi kadonya 2 pigura, 1 bolpen merah dan 1 tempat pensil. Tempat pensilnya sedang saya butuhkan. Bolpen merah, saya sering kelupaan bawa, makanya mereka memberiku ini. Piguranya, hmmm.. Diisi foto siapa ya enaknya, hehe 

Tahun kemarin, saya memberi novel cerita untuk little fans of mine yang sekarang sudah kelas 4. Beberapa kali saya membagikan coklat untuk mereka. Tahun ini, kira-kira saya harus memberi apa ya? Masak iya coklat terus. Ada ide?

 By the way, Makasih ya anak-anak 

Selasa, 24 September 2013

Birthday Lunch bareng My Lovely Girl Friend

Kring kring.. Wassapku berbunyi dan itu  dari Citra.
"Jadi tho say, my dear birthday angel..."
"Haha.. Yep, I'm on my way.."

Meluncurlah aku menuju kampusnya Patih Gadjah Mada, menjemput Citra dan membawanya ke daerah Mrican. She's the one who always gives me spirit to ride my motorcycle for about 35 minutes, hanya untuk makan siang yang cuma 1 ato paling lama 1 1/2 jam. Bukan kadonya yang aku tunggu, tapi moment ngobrol,  ngegosip and so on yang sangat langka ini yang aku nikmati. 

Skip skip..
Lunch kali ini, sudah direncanakan 2 minggu yang lalu. Tapi, asli aku lupa kalau Selasa itu tanggal 24 September, which is my birthday (hey, nambah tua ya?!). Yang aku ingat, Selasa --> nggak  ada jam ngajar.
Kemudian, kita yang galau milih tempat makan akhirnya masuk ke Nanamia Pizzeria di sekitar Jl. Moses Gatotkaca. Suasana restonya Italian banget, agak-agak vintage. Daftar menu pun berbahasa italia dengan deskripsi bahasa Inggris. Agak meraba-raba seperti apa bentuk makanannya, tapi menyerah, dan sepertinya harus memanggil waitress ntuk menterjemahkan menu yang kita mau. Harga? Yah, gak heran kalo di atas rata-rata. Wong yang datang banyak bulenya. Halal gak? I don't know, baru nyadar pas sudah masuk. Tapi kita milih menu yang aman: Insalata la Marche (salad dengan potongan ayam dan cashew nut plus saos mayonnaise) dan Panini al Tonno e Uovo (sandwidch dengan roti ala hotdog). Jangan tanya bagaimana cara membaca menunya ya..

Menu boleh ngambil, hihihi
Di antara norak dan narsis, kita sempetin foto berkali-kali. Bukan suasana resto yang di foto, tapi momen foto berduanya kok, hehe.. Geli deh kalo inget kita sempet minta bantuan salah satu waiter buat fotoin kita. And guess what? Si waiter senyum-senyum "ngeledek" waktu berpapasan sama kita, pun saat dia nganter order untuk meja sebelah, masih saja dia senyum-senyum. Whatever lah mas.. Yang penting kite senang. So, don't bother us, hohoho
We're in Pizzeria
Nah, the unforgetable part-nya, aku dapat kado dari Citra. Horee..
Kemarin dia memaksaku menyebutkan daftar barang yang aku inginkan. Haduh, ditodong begitu aku justru nggak bisa berkutik. Maka aku tulis 3 daftar permitaan seperti Aladin yang menyebutkan 3 wishes pada Jin botol. Handbag ini bukan termasuk 3 daftar, tapi aku syuka kadonya.
Credit to Citra Amalia WS
Thanks honey bunny, I love the bag big hug
What should I do for this bag? hehe

Sabtu, 14 September 2013

Batik Muhammadiyah

Again and again.....
Setiap ada even syawalan BKS Muhammadiyah, guru-guru di sekolah dihimbau untuk memakai seragam yang telah ditentukan oleh musyawarah dewan guru. Kali ini seragam yang akan dipakai masih dalam bentuk potongan kain batik. Batik Dikdasmen Muhammadiyah lebih tepatnya. Yang ini benar-benar semua guru kelabakan karena kain batiknya baru dibeli 2 minggu sebelum acara syawalan. Yes, bukan hanya aku yang bakal kerja dadakan dong, minimal penjahit langganan mereka juga puyeng  laughing . Kok bisa? Iya karena 5 guru di sekolah punya 1 penjahit yang sama. 

Untungnya (kata kesukaan orang Jawa nih), mesin Juki ibu udah jadi. Alhamdulillah.. 
Baru nih.. Baru diservis..
Senin malam, aku sudah bekerja dengan gunting dan tali ukur. Semangat menggebu-gebu pengen segera menyelesaikan jahitan. Aku membuat pola baju dengan menjiplak baju jadi. Sekalian juga aku memotong kain hitam untuk rok. Beda dengan si blus, aku nggak perlu membuat pola rok. Pola langsung aku gambar di kain. Nggak sulit kok, kan mirip-mirip  menggambar di papan tulis tongue



Sebenarnya aku sudah niat mo menjahit malam itu juga. Tapi, nggak enak ah kalo menjahit malem-malem. Si bocah-bocah lagi nginep, takut membangunkan mereka dan dimarahin lah aku ma Ibuk worried. Padahal kalau diturutin, bisa sampai jam 1 malam aku berteman dengan si Juki. 


Siang hari sepulang sekolah aku sempatkan menjahit, dan memang hanya siang hari saja aku bisa bekerja. Nggak heran kan kalau aku butuh waktu 5 hari untuk menyelesaikan blus dan roknya. Lama ya? hiks hiks broken heart

Untuk rok, desainnya nggak muluk-muluk. Cuma dibentuk A-line dengan ban pinggang yang lumayan lebar. Di antara ban, dipasang brisband warna tosca, warna kaporitku. Agak kurang sreg dengan hasil jahitan roknya. Masih ada yang perlu di ubah. Tapi.. Aku sudah keburu pasrah. Apalagi Ita sudah sering memakainya, dan asumsiku, udah enak dipake gak usah dimodifikasi lagi. Ya, gak papa lah. Yang penting dari luar nampak oke, hihihi  big grin

Yah, walau begitu, tetep aku masih dibilang jago menjahit lho *nggak penting loser
Dan ini dia hasil jahitanku...
Blus hasil experimen
Rok A-line baruku
Di tepi baju aku pasang semacam merk baju, Biar dikira sudah dijual di toko blushing
Blusnya sengaja aku desain dengan model belang sebelah. Ehm.. apa ya nama modelnya, nggak ngerti. Lucunya, orang-orang sekitar pada berkomentar waktu aku memakai baju ini.
Ita              "Klambine apik"
Mbak Atik  "Klambine Endang Aneh", hahaha..
Mbak Ana  "Desainer ki, makin aneh makin laku", eciecie.. Ge-eR deh aku.
Bu Kesti     "Klambine kurang bahan mesti"
Muridku     "Kok klambine bu Endang ra podo"

Ehm, menurutku, baju sama rok ini lumayan deh ya. Experimen nggak gagal amat. Nah, kalo menurut kalian gimana? smug

45 Menit di Sayap Ibu

Senin kemarin, Yusuf mengajakku ke Panti Yayasan Sayap Ibu. Sebenarnya, dia mau mengantar Naila, kakak tingkatnya, yang berencana praktek di Sayap Ibu. Kami berdua sama-sama tidak tahu dimana letak yayasan ini. Berbekal ancer-ancer dari teman yusuf, meluncurlah kami sampai di Kalasan. Kita berhenti di Pom Bensin sebelum SD Kanisius. Disana lah kami menunggu Naila, si calon dokter Solo yang jarang ke Jogja. Dya sama sekali tidak tahu dimana Yayasan Sayap Ibu. No wonder sih, lah aku yang orang Jogja aja tidak tahu, hihihi

Sampai disana, ternyata Naila tidak menemukan kami. Dan justru dya sudah sampai duluan di panti. How come? Naila baru 1x ini naik motor sendiri ke jogja, dan bisa menemukan panti yang kami saja susah menemukannya. So Amazing....

Naila kemudian menelpon kami dan memberi arahan, tapi kami nggak mudeng. Bertanyalah kita pada 1 orang, dan dya tidak tahu dimana panti yang dimaksud. Kemudian kami bertanya lagi pada 1 ibu yang ada di pinggir jalan. Sukses kami bingung. Believe it or not, kami bertanya pada 7 orang untuk jarak yang tak terlalu jauh dari lokasi panti. Orang ke 5 yang benar-benar tahu letak panti ini, thanks God.

Jadi, karena panti ini tak memiliki plang selain di depan panti, let me help you summing up. Kalo dari arah jogja - lurus ke timur dan berhenti saat ketemu plang UKRIM II - belok kiri - jalan lurus sampai menemuui selokan mataram - lurus kurang lebih 10 meter - Yayasan Sayap Ibu ada di sebelah kanan.

Dan disini lah kami berada....
Tampak depan
Saat kami sampai, anak-anak panti baru saja pulang dari jalan-jalan sore. Mereka ditemani 2 bule dan beberapa mahasiswa UMS yang praktek disana. Sangat jauh dari bayanganku, yang anak-anak cacat biasanya bikin aku trenyuh. Disini, justru mereka ceria, tak ada waktu buatku mengasihani mereka. Kami kenalan dengan mahasiswa itu dan saat kami bertanya arah menuju Mushola, dya memanggil 1 anak laki-laki yang disuruhnya mengantarku ke mushola. Agak canggung, jujur, karena aku belum pernah menemui anak-anak seperti ini. Maksudku, aku takut salah memperlakukan mereka. Dan ternyata mereka senang diperlakukan seperti anak biasa.

Sekilas aku  kutip dari salah satu blog, cacat ganda merupakan keadaan dimana terjadi kerusakan atau disfungsi perkembangan pendengaran yang bersifat sensorineural yang diikuti oleh kerusakan perkembangan berbahasa atau komunikasi. Gangguan pendengaran pada usia berapapun dapat terjadi, kendati hanya merupakan gangguan pendengaran dengan derajat ringan sekalipun akan dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan pada kemampuan berbicara, penguasaan bahasa serta belajar. Oh, begitu ya..

Saat kami sholat, ada 1 anak perempuan (belakangan aku tahu namanya Yuli, berumur 17 tahun, tapi masih seperti anak-anak) mendatangiku sambil membawa buku. Disuruhnya kami menulis nama kami. Anak ini tidak bisa bicara, tapi  berusaha berkomunikasi dengan kami. Yusuf kelihatan bengong bingung, dan aku pura-pura tahu maksud Yuli.
Suasana di ruang makan

Naila - Kiri dan Yusuf - Kanan, bersama anak-anak panti
Saat jam makan sore, anak-anak perempuan masuk ke area makan di sebelah utara. Kami nimbrung dengan anak-anak perempuan. Mereka sibuk makan sambil menawari kami makan juga. Beneran lho, Yuli menarik gelas di depannya ke hadapanku. Tidak tahu maksud ucapan dya, tapi sepertinya dya mau bilang "minum mbak, kami juga minum".

Nggak tahu deh aslinya bicara apa. Aku menolak dengan halus dan tetap menemani mereka ngobrol. 1 anak perempuan lain yang bisa bicara menunjukkan jam tangannya padaku. Bagus memang, tapi sayang dia salah memasangnya. Maka aku bilang kalau jamnya salah, sambil melepas dan memasangnya dengan benar.

Say cheeese
Jam 5 tepat, kami pun berpamitan pada anak-anak ini. Kelihatan kalau mereka masih pengen ditemani kami. Wajah mereka cemberut, tapi kami cuma bisa janji "kapan-kapan kami main kesini lagi ya". Yuli sampai membuat tanda love dengan jarinya yang ditujukkan buat kami. Oh, so sweeet.. 

Kami bertiga pun keluar panti dengan seribu perasaan, mulai dari penasaran sekaligus kagum terhadap anak-anak yang haus akan cinta ini. Yusuf dan Naila saling berjanji kalau suatu saat mereka akan kesini lagi. Dan aku? Aku juga mau kesini lagi, ajak aku ya Suf? Naila? 

Senin, 02 September 2013

Guru Telad-(t)-an

Menjadi guru teladan itu sangat membanggakan, sayangnya, hanya guru telatan yang bisa kusandang, ih ih ih...... 
Dari semenjak SD, sepertinya saya tidak bisa lepas dari kata "TELAT". Meski sudah siap sebelum jam keberangkatan, selalu ada saja yang saya kerjakan sehingga saya tetap datang ke sekolah terlambat. Tidak terlalu banyak lah, minimal 5-10 menit. Tapi tetap, membuat saya mengecap diri sendiri sebagai gadis "telatan". Banyak negatifnya yang saya rasakan, jelas itu. Dan hanya sedikit sisi positifnya, se ujung kuku mungkin.

Mari saya ambilkan beberapa contoh pengalaman buruk gara-gara terlambat datang ke sekolah (termasuk tempat saya bekerja) dan ke kampus.
1.  SD
Sebenarnya saya sudah lupa-lupa ingat masa SD kala itu. Saat saya kelas 5, kelas saya berada di ujung dengan dua pintu di depan dan di belakang. Agak beruntung karena saat terlambat, saya bisa langsung masuk melalui pintu belakang tanpa perlu di soraki teman-teman.

2. SMP
Satu yang saya ingat, waktu itu ujian semester dan mataku merah karena iritasi. Demi ikut ujian, saya sudah stand by menunggu bus jam 6.30.  Tapi, dikarenakan kepadatan bus dari arah selatan itu tidak bisa diprediksi, maka saya harus rela tidak kebagian bus walau sudah menunggu sampai jam 7 teng. Akhirnya saya meminta Pak dhe untuk mengantarkan saya ke sekolah yang jaraknya 30 menit perjalanan (dengan kecepatan 40km/jam). Sesampainya di kelas, guru penjaga berkata "Nggak papa terlambat, nggak usah menangis". Doeng.... "Ini mata saya sakit, bu" jawabku agak malu Untung guru penjaga tidak bawel meski saya datang terlambat, hehe 

3. SMA
Terlambat? Sering, dan mostly karena saya tidak pintar me-manage waktu. Setiap catur wulan (dulu belum semesteran), pasti ada minimal 1 hari absen. Yup, biasanya saya bangun kesiangan, atau tidak kebagian bus dan tidak ada yang mengantar ke sekolah. Keesokan harinya, saya berangkat dengan membawa Surat Ijin Sakit untuk ketidakhadiran saya hari sebelumnya. Curang bukan? Tapi mau bagaimana lagi, masak iya alasan tidak berangkat sekolah dikarenakan bangun kesiangan? Tak patut ditiru ini 

4. KULIAH
    Kalo mengingat-ingat pengalaman yang ini, malunya masih membekas. Benar-benar malu deh.Saat itu, kuliah perdana saya di kampus ungu. Seharusnya saya berangkat bersama tetangga yang juga kuliah di kampus yang sama denganku. Mungkin dia lupa atau bagaimana, entahlah. Akhirnya saya naik bus menuju kampus dengan emosi tertahan. Sukses terlambat hampir 45 menit. Hanya dengan mengandalkan ingatan tentang nomer ruang kuliah, maka saya memasuki ruang kuliah dengan buru-buru. Ketika sudah settle, saya mengingat-ingat kembali tentang dosen wanita yang seharusnya mengampu. Sedangkan saat itu, dosen pria sedang ceramah di depan kelas. Hampir terpekik saya membatin "O ow.. Sepertinya saya salah masuk kelas". What should I do? Saya sudah tidak punya muka untuk keluar dari kelas. Jadilah selama  65 menit saya terdiam tanpa tahu apa yang sedang diajarkan dosen. Yes, I was a first-year students with low English skill, and the class was for third-year students . I wish I were disapear that day, cling cling..

5. KERJA
Hari Rabu kala itu, saya ada kelas jam 7 tepat. Jadwalnya memang jam 7, tapi apel pagi dimulai jam 6.50 dilanjutkan tadarusan yang harus ditunggui oleh guru yang akan mengajar pada jam pertama. Saat saya datang jam 7.05, halaman sekolah sudah sepi. Jelas, karena saya kalau dihitung-hitung terlambat 15 menit. Maka saya bergegas naik ke kelas tanpa menaruh tas di kantor guru. Di lorong kelas, kepala sekolah terlihat keluar dari kelas yang seharusnya saya ampu. Beliau pun pura-pura (istilahnya begitu) bertanya "Mbak Endang, di kelas 5 kan? Sudah ditunggu anak-anak"
Hahahaha..  Nyengir saya dibuatnya, dan saya buru-buru masuk ke kelas. And guest what? Murid paling kritis di kelas nyelethuk "Piye tho, guru ne we telat". Jreeeeng.. 

Tentang guru yang terlambat, pernah saat kuliah English for Bussiness (seingat saya ini, tapi saya masih bisa mendeskripsikan suasana di kelas saat itu), setiap pagi saya dan teman-teman kelas A (saya pindah kelas saat itu) selalu menunggu datangnya pak dosen di tangga P3B. Kadang-kadang saya harus mengorbankan kelasku di SD demi bisa kuliah. Seringnya pak dosen terlambat, membuat 1 teman perempuan saya agak emosi. Dya mengirim sms ke dosen menanyakan apakah hari itu ada kelas atau tidak. Diakhiri dengan kalimat "What a lecturer." yang menurutku sangat tidak sopan. Berhubung saya tidak terlalu dekat dengan teman-teman kelas A, maka saya tidak mau ikut campur.

Tak berapa lama, sang dosen pun datang. Kami segera masuk kelas dan duduk dengan tenang. Pak dosen juga tak kalah tenangnya saat beliau bercerita tentang 1 mahasiswa di kelas kami yang mengirimkan sms tidak sopan. Dihadapan kami beliau bertanya siapa yang mengiriminya sms seperti itu. Tentu saja kami tahu siapa pelakunya, tapi kami bungkam. Saat pak dosen mengeluarkan HP dan menelpon mahasiswa yang tidak sopan itu, si pelaku yang ada di depanku segera me-non aktifkan HPnya. Mungkin dya pikir pak dosen tidak tahu. Tapi saat itu, di kelas yang kecil itu, hanya dya satu-satunya yang bergerak saat pak dosen menelpon HPnya. Lucky her, pak dosen tidak mempermalukannya di depan kami. Tapi kami tahu pasti, kasus ini beredar di kalangan dosen.

Yah, begitulah suka dukanya menjadi guru yang telatan. Ada yang merasa malu, ada yang merasa tersinggung saat memang disinggung tentang kejadian yang memang nyata. Macam-macam lah.  Yang bisa saya lakukan dari sekarang adalah menghindari untuk datang ke sekolah "terlambat". 

Hari ini saya membuktikan bahwa saya BISA datang 15 menit sebelum waktu upacara bendera, dimana saya menjadi pembina upacara yang wajib hadir. Besok, moga-moga ketidak terlambatan saya masih bisa saya banggakan. Saya tidak setiap hari terlambat, tapi memang saya sering terlambat. Jujur, saya bangga dengan diri sendiri kalau saya bisa datang tepat waktu, yang artinya, saya bisa mengalahkan syetan yang membisikkan kata "terlambat" dalam otak saya 

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon