Rabu, 31 Desember 2014

Jalan-Jalan Numpak Werkudoro


Yey.. Another liburan was done.
Liburan yang bagaimana yang kalian suka? 
Yang cantik ala koper, atau yang adventuring ala ransel?
Liburan cantik misalnya ke pantai naik mobil, tinggal duduk juga nyampai. Sedang liburan adventuring ala saya adalah jalan-jalan menggunakan angkutan umum atau benar-benar "jalan kaki". Keduanya saya suka, asal nggak salah partner liburan aja tongue

Selasa kemarin saya and the gorgeous Patty (teman semasa kuliah) jalan-jalan ke Solo. Ke Solo? Lagi?? Hehe.. Iya, saya tahu liburan ke Solo bukan sesuatu yang wah. Tapi bagi saya, liburan itu intinya bisa jalan menikmati suasana yang lain dari sekedar halaman rumah. Saya memang berniat untuk bersenang-senang saja kok.


Pagi itu, saya dan Patty berencana naik bus tingkat merk Werkudoro yang pool nya ada di Dishub Solo dekat dengan Stadion Manahan. Tahu Werkudoro kan ya? 
Bukan ngece sih, hehe.. soalnya selepas saya pasang status "numpak Werkudoro", ada 3 teman yang intinya kepengen ikut jalan-jalan. Satu teman mengira saya ikut Patty ke semarang, satu teman lagi menebak saya sedang numpak kereta (mungkin namanya) Werkudoro, dan satu sepupu bertanya "ningdi mbak?". Ooooh.. ternyata tak banyak yang tahu Werkudoro itu apa.

Sayangnya kami sendiri enggak tahu dimana itu Stadion Manahan dan mesti kemana agar bisa sampe Dishub Solo. Tapi tenang, kami kan punya moto Malu Bertanya Sesat di Solo. Karena itu, begitu turun di Stasiun Balapan, kami selanjutnya menuju halte BST (Batik Solo Trans) sambil mengamati peta jalur bis. Dari situ, kami sedikit tahu bahwa BST yang harus kami naiki yang haltenya di seberang jalan. Di dalam BST, kami memanfaatkan waktu untuk bertanya pada kondektur arah menuju stadion Manahan (dia tidak tahu Dishub Solo cyin). 
Tiket Kereta - Tiket BST - Tiket Werkudoro
Selang beberapa menit dari Balapan, kami diturunkan (cieh, kayak diusir aje) di pertigaan jalan setelah Solo Paragon Mall. BST yang kami naiki tidak melewati stadion Manahan, jadi kami benar-benar harus berjalan kaki menuju stadion. Bisa sih naik angkot, tapi kata kondekturnya deket kok, rugi duitnya. Dia juga menunjukkan kemana kami harus berjalan. Baik ya si mas kondektur..
Rute Jalan Menuju Dishub Solo

Untuk menuju Dishub Solo:
  1. Turun dari BST di pertigaan setelah Paragon Mall, Jalan lurus ke arah rel kereta api (utara). Berjalanlah melawan arus.
  2. Setelah melewati rel, tetap ikuti jalan melewati patung yang pose-nya mirip patung Pancoran.
  3. Lurus saja sampai menemukan plang "Pasar Ikan" 
  4. Sebrangi jalan dan putari gedung di sebelah kiri melewati patung kereta kuda, putari terus sampai menemukan bangunan kuno mirip hotel di sebelah kanan jalan. Sampai deh di pool Werkudoro
Oh iya, jauh-jauh hari patty sudah menelpon dishub untuk mem-booking tiket bus Werkudoro jadi kami tidak takut kehabisan tiket. Tak lupa kami absen dulu ke si embak yang jaga untuk menebus tiket. Kami sampai di pool ini 2,5 jam lebih awal dari jam keberangkatan maka dari itu kami sarapan dan jalan-jalan dulu ke sekitar stadion Manahan. Jalan-jalan lho ya, jadi ya memang literally jalan big grin
Bus Tingkat
Sekitar jam 12 siang, bus werkudoro yang kami naiki berangkat. Tiket Bus ini tidak ada nomor seat-nya jadi kami bebas mau duduk dimana saja, asal bukan di seat driver-nya (hayah). Kami memilih tempat duduk di dek atas, dengan harapan dapet pemandangan yang lebih dari sekedar numpak bis gedhe. Solo ini lebih rindang lho dari Jogja, ada pedestriannya juga. Susah lah sekarang nyari jalan di Jogja yang masih ada pohon dan taman di kanan kiri nya. Nah, saking rindangnya, sepanjang jalan si Werkudoro "nyamplak" daun-daun dan ranting pohon yang ada di sepanjang jalan. Kasihan deh patty yang duduknya di pinggir, kudu siap siaga biar gak ikut "kesamplak" pohon, hehe..
Sepanjang Jalan
Setelah 1 jam perjalanan, bus berhenti di sebuah taman (belum jadi) di daerah Jurug. Saya lupa-lupa ingat apakah ini di Taman Makam Pahlawan atau hanya sebuah taman saja. Disini kami berhenti 15 menit untuk istirahat. Setelahnya, kami yang duduk di dek atas harus rela bergantian dengan penumpang lain untuk duduk di dek bawah. Sayang banget lho, di bawah itu pemandangannya terbatas, ditambah saya dan patty dapat tempat duduk di dekat pintu yang mana pintunya tertutup stiker burem. Wew.. pemandangan yang absurd.

Dengan membuang rasa malu (ndableg), kami memutuskan naik ke dek atas dan duduk lesehan di dekat kaca depan. Nah, saya baru merasakan keseruannya disini. Seharusnya sejak awal deh kami memilih lesehan saja deh disini. Pemandangannya lebih jelas, apalagi karena dilihat dari atas. Serasa lagi nonton bioskop. Maksudnya yang nonton pengendara dibawah, nonton kami-kami yang duduk di depan kaca, hihihi..

Oh iya, sewaktu istirahat tadi, saya sempat memanfaatkan waktu untuk rapat tongue dengan sopir bis. Saya bertanya apakah kami boleh turun di tengah jalan yang dekat dengan either stasiun Purwosari atau Balapan. Pak kondektur yang lagi-lagi baik hati bersedia menurunkan kami di daerah pertigaan Masjid Sholihin. Kami, lalu, berjalan kaki sejauh 300m ke arah kanan (demi mengirit ongkos). Jalannya tidak jauh kok. Melewati toko roti Wonder yang terkenal itu, kami lurus saja menthok kemudian belok kanan. Maka sampailah kami di Stasiun Balapan untuk beli tiket - sholat duhur - makan siang - sholat ashar - pulang, Fiuh...whew!yeiy... applause
Thanks Patty
Kalo saya hitung-hitung, kami menghabiskan duit Rp. 218.000 atau Rp.109.000/orang untuk numpak Werkudoro:
  • 2 tiket Joglo Ekspress         RP. 40.000
  • 2 tiket BST                         Rp. 9.000
  • 2 tiket Werkudoro              Rp. 40.000
  • Sarapan dimsum rumahan   Rp. 52.500
  • Jus orange dan Sirsat          Rp. 14.000
  • Nasi Pecel depan RRI          Rp. 22.500
  • 2 tiket Madiun Jaya            Rp. 40.000
Coba pilih kereta Prameks dan skip dimsum-nya, maka kami tidak akan mengeluarkan uang lebih dari 200 ribu rupiah thumbs up

Kesimpulan:
  1. Jangan terlalu berharap sewaktu naik Bus Werkudoro dan lebih baik duduk di atas, atau lesehan dekat kaca depan.
  2. Rute bis melewati jalan tengah kota. Padet... bangunan dan kendaraan.
  3. Tour Guide-nya kurang informatif, irit suara sepertinya. Cuma bilang "sebelah kanan kita ada blah blah blah". Habis itu, udah diem lagi..
  4. Untuk menikmati jalan-jalan ke Solo (yang menurut adik saya tidak menarik dan dia heran kenapa saya sering ke Solo), yang paling penting untuk disiapkan adalah.... partner yang se-visi-misi. Pilihlah partner yang memang niatnya jalan-jalan, nggak mudah mengeluh, nggak takut panas, nggak menghindari angkutan umum bahkan nggak sungkan jalan kaki dan....... nggak perhitungan laughing

Ada yang mau numpak Werkudoro juga? smug

Rabu, 24 Desember 2014

Tour de Taman Kyai Langgeng


Siapa yang tahu kyai langgeng?

Sepertinya cuma saya seorang yang tidak tahu dimana itu kyai langgeng. Padahal dari jaman TK juga sudah pada heboh piknik ke sana. Cuma.. saya belum tertarik saja kalo kesana pake inisiatif sendiri. Kebetulan, study tour tahun ini ke kyai langgeng. Jadi saya punya alasan untuk melihat seperti apa tempat rekreasi yang terkenal di kalangan anak TK. Iyes.. Awal bulan ini saya dan warga sekolah liburan ke kyai langgeng. Taman ini berada di daerah Magelang, dekat dengan Akademi Militer. Jalannya lurus saja mengikuti jalan propinsi. Itu kata teman yang sudah pernah kesana.

Hari itu anak-anak dan guru berangkat menggunakan 2 bis, 1 mobil dan 2 motor. Kenapa harus ada yang naik motor? Karena 1 teman (perempuan) dan 1 teman (laki-laki) mabuk darat jadilah 2 orang  ini naik motor. Saya "boncengan" sama teman perempuan, dan teman satu lagi ditemani sama guru yang lain. Yah, lumayan kan kalo ada 2 motor, kalo terjadi apa-apa bisa saling membantu.

Perjalanan saya (naik motor) dimulai dari jam 7.30 WIB. Kami berangkat melewati rute Jl. Imogiri Timur - Giwangan - Tugu - Jl. Magelang dengan kecepatan 50-60 km/jam. Santai banget. Mumpung rombongan mampir  ke museum Dirgantara, jadi kami nggak mengejar apa-apa. Kami berempat sama sekali tidak tahu pasti lokasi kyai langgeng. Tapi berbekal mulut untuk bertanya, akhirnya sampai juga kami di lokasi. Kalo dihitung-hitung, sekitar 2 jam perjalanan kami. Jauh juga ya. Pantas teman-teman pada heran kami milih naik motor kesana. Pegelnya tuh disini... *nunjuk pergelangan tangan, punggung dan pxxxxx.
Nampak depan
Sesampainya di Kyai langgeng, kami harus berjalan ke arah belakang dari area parkir, melewati jalan raya. Sebelum masuk, kami wajib membeli tiket masuk sebesar 15 ribu, bisa diskon kalo rombongan. Lebih murah daripada ke gembiraloka kan (tetep saya mau ke gembiraloka juga). Tapi, disini cuma bisa lihat sedikit binatang. Ya nggak papa deh, dapat ganti boleh main gratis di 9 permainan kok. Istilahnya tiket terusan. Sebelum masuk, oleh mbak petugas tangan kami di cap dulu biar ketahuan sudah bayar. Bisa dilihat itu di foto capnya (bukan tangan saya lho ya, hehe). Guna capnya juga nggak penting-penting amat sih, karena kita nggak perlu menunjukkan cap kalo mau main di wahana. Dan, capnya (baru beberapa menit) kena telapak tanganku yang berkeringat saja sudah hilang.
Banyak patungnya ya..
Nah, mari dilanjut masuk ke lokasi taman. Namanya juga taman, jadi isinya lebih dipentingkan banyak tanaman dan rumput. Selain itu ada juga beberapa aneka satwa yang dilindungi, contohnya siamang dan merak. Saya kurang ngerti nama hewannya apa saja, jadi tidak berani nyebut big grin
Koleksi satwa
Lanjuut..
Wahana permainan, bukan permainan saja sih, di dalamnya ada banyak. Saya dan teman-teman mencoba beberapa fasilitas gratis. Yang pertama kali saya coba adalah kereta mini. Shelter keretanya ada di ujung jalan, dan saya sedang malas berjalan, hehe.. maka jadilah saya mencegat kretanya di depan tempat kami beristirahat. Rute keretanya sangat pendek, tidak bisa benar-benar mengelilingi lokasi taman. Selanjutnya saya mencoba mobil keliling. Yang ini rutenya lebih panjang, mengelilingi area taman sebelah utara. Sayangnya, saya fokus groupie dengan teman-teman, jadi lupa untuk memperhatikan pemandangan, aduh.. whew!
Wahana Gratisan
Terakhir saya mencoba perahu air (iyalah namanya perahu pasti di air). Perahunya kecil-kecil dan sambung menyambung. Jalannya pelaaaan banget. Pernah menonton film "Mr. Bean versi Holiday" di adegan dia merebut motor orang dan ternyata jalannya motor tidak lebih cepat dari orang berjalan? Yah, seperti itulah jalanya. Rutenya sangat sangat mengecewakan. Pendek sangat. Tapi, kayaknya taman berikut wahananya ini untuk anak-anak deh, jadi orang dewasa dilarang protes silly
Ini.. Narsis aja sih, hehe
Nah, menyadari ketidak cocokan saya bermain di area ini, maka saya memutuskan berhenti bermain. Saya tidak mencoba bianglala atao komedi putar, apalagi kolam renangnya. Biarlah anak-anak itu saja yang main. saya cukup sadar diri sama umur rolling on the floor.

Mari saya simpulkan hasil saya touring ke Taman Kyai Langgeng ini.
  1. Udaranya masih segar, sejuk.
  2. Tamannya luas, cocok untuk "ngumbar"  anak-anak. 
  3. Bisa bermain sepuasnya dari pagi sampe sore hanya dengan 15rebu
  4. Nggak cocok untuk orang dewasa, kecuali kalo cuma pengen nyari tempat nonkrong lama-lama.
Begitulah sedikit review saya soal kyai langgeng. Sejauh ini saya belum tertarik ke sana lagi. Tapi, mungkin kalo bawa anak sendiri bisa dipertimbangkan lagi.

Sayang anak... sayang anak..
*colek bapaknya anak-anak (yang belum ketahuan siapa, hihihihi)

Sabtu, 06 Desember 2014

Saya Si GolDar O


Akhir-akhir ini saya sedang mengintrospeksi diri saya sendiri. Saya pengen tahu sifat saya itu bagaimana sih, kok sampai bisa se-umur ini saya tidak berkembang (in a positive way, tentunya). Nah, setelah browsing kesana kemari, ketemulah website yang ini dan yang itu. Saking banyaknya web dengan artikel serupa tapi tak sama, jadi saya ringkas saja ya jadi 20 karakter saja.
Saya memang (sok) sibuk, hiks..

Let's see how I am..
Golongan darah O punya sifat
  1. Terbuka --> bukan buka-bukaan ye.. Saya terbuka menerima saran dan kritik, mendengarkan curhatan temen, sekaligus memberi pendapat tentang masalahnya juga. Tapi belum tentu bisa blak-blakkan terhadap masalah saya sendiri. Masih ada beberapa hal yang lebih seneng saya simpan sendiri.
  2. Enerjik penuh dengan energi dalam menjalani kehidupannya --> Iya.. saya banyak energinya, tapi pada titik terendah saya bisa sangat kehilangan energi. Tenang, saya tidak akan menunjukkannya pada orang lain. Sebisanya saya latihan senyum dulu baru menemui kalian kok, hehe whistling
  3. Fleksibel dan mudah menerima hal-hal baru --> Bener lagi.. saya suka mempelajari hal yang baru. Entah itu ada kaitanya dengan kerjaan atau kehidupan saya. Tapi Fleksibel nya dalam bentuk apa ya? bisa bergaul dengan bentuk manusia apa saja kah? Mungkin iya, buktinya saya bisa masuk perangkap macan saking fleksibelnya 
  4. Seringkali mudah menyerah --> Banget! Saya lebih sering menyerah daripada saya harus sakit hati karena yang saya lakukan tidak sesuai harapan 
  5. Mengatakan sesuatu yang dipikirkannya dengan mudah --> Hahaha.. Yes, I am. Kadang pertanyaan nggak penting yang ada dipikiran keluar begitu saja. Polos kalo kata orang mah. Sampe saya bingung sendiri, kok bisa ya saya terlalu jujur ngomongin sesuatu yang harusnya tidak perlu diketahui orang itu. malu-maluin saja! Eits, tentunya hanya pada orang-orang tertentu saja lho. Saya nggak bisa sembarangan ngomong kalo sekiranya orang itu akan tersinggung dengan ucapan saya.
  6. Menghargai pendapat orang lain --> Hooh.. Yang ini pengaruh pelajaran PPKn sepertinya 
  7. Percaya diri yang tinggi sehingga menjadi pusat perhatian --> No no... Saya nggak gitu PD, cenderung minder malah. Saya benci jadi pusat perhatian. Kaitannya sama tidak PD dan minder itu tadi lho. Tapi saya menutupinya dengan cara saya sendiri. Nggak keliatan kan?
  8. Memiliki jiwa pemimpin, menciptakan keharmonisan dan membangkitkan semangat kelompok tersebut --> Iya kah? Saya nggak ngeuh kalo yang ini. Antara cuek atau saya saja yang kurang gatekan.
  9. Jika O marah, itu hanya luapan sesaat setelah itu mereka nyesel --> Buanget nget.. Misalnya saya berada di tengah-tengah dua orang yang berdebat, saya bisa santai-santai saja lho nggak mau tahu kenapa mereka berdebat. Tapi kalo perdebatannya sudah mulai mengganggu telingaku, darah saya mendidih juga. Biasanya saya meneriakkan 1 kata dengan nada marah ke dua orang tersebut lalu melenggang pergi. Kenapa harus pergi? Karena saya merasa bersalah sudah meneriaki mereka. Itu adek dan kakak saya saksinya, hihihi
  10. Seringkali terlihat sebagai orang yang menerima segala sesuatu dan menjalankannya dengan tenang tanpa banyak tanya --> Bener lagi.. Meski hati tersayat-sayat, saya nggak akan melupakan kerjaan saya kok pak bos..
  11. Jika kesal dengan seseorang, sulit melampiaskannya kepada orangnya langsung --> hahaha.. sometimes I do. Tapi ada kalanya saya ngomong langsung kok, dengan catatan saya bisa meraba-raba reaksi orang tersebut.
  12. Biasanya pemurah alias baik hati, disukai semua orang dan  --> Aduh, yang ini kok rasanya nggak etis kalo muji diri sendiri. Semoga saja ya Allah, aamiin..  Tapi coba saya tanya ke temen-temen dulu  
  13. Terkenal keras kepala tapi punya pendapatnya sendiri dalam beberapa hal --> Wah.. yang ini saya ngaku deh. Kadang kala saya membantah for the sake of argueing saja, asal pengen membantah. Malah saya pernah 2x kena toyor pak bos karena saya ngeyelan, hiks..  Butuh dikurangi nih
  14. Mudah dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya --> Three Yes.. Saya bisa tiba-tiba suka suatu barang saat orang lain memuji barang tersebut memang cocok buat saya. Wah, ini contohnya kok ya pas ngethok-ngethoki nek saya shopaholic tho yo.. 
  15. Memiliki kepala dingin dan mampu memegang kepercayaan --> Berkepala dingin? iyap.. Saya nggak gampang marah kecuali sesuatu itu sudah luar biasa keterlaluan. Karena itulah temen kerja saya menganggap saya cuek. Padahal karena saya punya cara sendiri untuk menghadapi masalah tanpa harus mengandalkan urat (baca: marah-marah). Menurut saya, apa gunanya marah-marah kalo tidak ada pengaruhnya dengan keadaan. Ngabisin tenaga saja deh, ya kan ya kan?
  16. Sangat berhati-hati pada orang yang bukan temannya, dan punya rahasia pribadi yang harus dijaga --> Lho, kok ini beneeeeer banget. Yang ini nggak perlu lah dijelaskan panjang lebar. 
  17. Tidak suka untuk mengalah, namun dia lebih baik mengalah kalo menyangkut masalah persahabatan --> Absoultely Setuju.. Saya lebih suka mengedepankan kepentingan sahabat-sahabat saya di atas kepentingan saya sendiri. Weekend misalnya, ketika saya mau istirahat saja tapi temen-temen membutuhkan saya (ceile), sebisanya saya menemuinya.
  18. Semangat pas punya barang baru, tapi lama-kelamaan lupa merawatnya --> hihihi.. Itu saya banget. Coba dihitung berapa pasang kaos kaki yang saya punya? Trus pasangan yang utuh tinggal berapa hayo?
  19. Kalau dikasih suatu tugas, pasti semangat kalo udah deket-deket deadline --> Ya ampun.. kok ya benar lagi. Yang ini parah banget ya. Saya kurang pinter memanage waktu. Tapi tenang, saya tidak akan melarikan diri dari tugas, bakal menyelesaikan tugas saya minimal 1 detik sebelum deadline. Tepok jidat 
  20. Sering terlambat --> Betul.. Saya sadar kalo saya itu paling sering terlambat. Kalo waktu janjiannya fleksibel, 30 menit sebelum jam janjian saya sudah menginfokan ke temen-temen kalo saya akan terlambat. Jadi nggak terlalu terlambat sih, tapi tetep, bad behaviour of mine. Kebiasaan buruk banget..
    Jadi begitulah 20 sifat berdasarkan golongan darah O, yang kebetulan memang 90% sesuai dengan kepribadian saya. Diantara yang banyak itu saya jadi tahu mana saja yang salah dari diri saya. Oke, soal waktu yang perlu digarisbawahi dengan sangat. Butuh alarm hidup yang bisa membantu saya untuk lebih tepat waktu. Contoh yang paling ekstrim, mungkin si Pak bos akan mengingatkan saya sambil membawakan surat peringatan kerja. Waduh.. Jangan sampe deh


    Terus terus.. Kalian yang golongan darahnya O, punya sifat yang sama seperti saya kah?

    Rabu, 03 Desember 2014

    Anak Tukang Pijit


    Percaya nggak percaya, dari jaman SD saya selalu bingung saat ditanya pekerjaan bapak. Disebut pensiunan, kok itu bukan pekerjaan (karena menurutku pekerjaan itu sesuatu yang dikerjakan). Maka pilihan saya tinggal Petani dan Tukang Pijit. Dan saya milih nulis Petani di formulir pekerjaan bapak. Dulu saya nggak suka kalo bapak jadi tukang pijat. Meski itu bukan pekerjaan aslinya, tapi temen-temen suka ngledekin, “Bapakmu tukang pijet tho?

    Untungnya saya bukan tipe yang gampang down. Lha wong mereka kalo jatuh keseleo juga dibawa ortunya pijat ke tempat bapak kok. Siapa yang butuh siapa hayo? Hihihi.. 
    Itu dulu sih, sebelum bapaku menyatakan diri berhenti jadi tukang pijit. Padahal sampe sekarang banyak langganan bapak yang kecele. Itu tamu bukan cuma tetangga lho. Sampe mantan temen kerja bapak dulu juga bela-belain kesini. Katanya cuma cocok sama bapak. Saya juga nggak tau kok bapak se-ngetop itu. Darimana beliau punya bakat mijet ini. Buku tentang refleksi dan yang berkaitan dengan pijit memijit bapak memang ada beberapa. Sepertinya beliau cuma belajar dari buku saja.

    Eh, tapi jangan salah. Walo anak tukang pijat, silahkan tanya berapa kali anak-anak bapak minta dipijitin. Kalah bok sama tetanggaku yang bisa tiap bulan minta dipijit. Mungkin karena takut kualat ya, jadi kalau nggak sakit yang amat sangat ya nggak minta dipijit. Atau kalau ngegeletak seharian di kamar, maka bapak nggak akan tega kalo nggak “ngaruhke” sambil mijitin 

    Sik sik, aku arep ngomong opo tho iki?
    Oh iya, ide nulis ini muncul saat lagi enak-enaknya mau merem (sudah pake selimut dengan posisi tidur yang pewe), ibu bangun sambil meringis "kok mumet tenan ki piye, ndang. Melek mubeng-mubeng, turu yo podo wae." Maka saya bangun dari tiduran dan memijat pundak dan kepala ibu. Harusnya saya juga memijat kaki ibu, karena kata bapak sumber penyakit itu adanya di kaki dan tangan. Beberapa kali bapak memberi contoh pijatan di kaki yang berhubungan dengan pusing. Sayang, saya lupa di titik bagian mana yang berpengaruh dengan pusingnya. Tapi tanpa dipijat kaki pun pusing ibu sudah sedikit berkurang.

    Ini dya, saya unggah foto refleksi yang mungkin berguna..
    Credit to info herbalis
    Pijat memijat sudah menjadi tradisi di rumah. Dan sudah tradisi juga kalau mau dipijit ya kudu gantian mijit. Simpelnya, kalau adeku minta dipijit 5 menit, maka gantian dya mijit saya 5 menit. Jadi, tiap mau pijit-pijitnya, musti pasang timer di hape. Nggak ada yang protes, karena ini win-win solution, adil 

    Yang paling sering jadi tukang pijit keluarga itu saya. Kalau Ibuk sudah mengeluhkan badannya yang sakit, tandannya beliau minta dipijit. Kalau yang ini sih saya nggak berani gantian minta dipijit. Dulu sih berani minta pijat balik. Kualat ya, pyaaak.. *dikeplak pake kipas sate

    Kemarin ini lagi-lagi dengan bangganya Ita bilang “Sak omah ki pijitanmu sik paling manteb. Bapak we kalah”. Ibu sama mbakku juga pernah bilang begitu. Ya iyalah, pembandingnya cuma orang serumah saja. Ge-er nggak sih? Enggak lah, biasa aja. Ntar kalo di iya-in, bisa tiap hari suruh mijitin dong. Adekku juga bertanya, “cara mijit sik enak ki piye tho?”. Aduh, apa ya. Mungkin gen mijitnya bapak nurunnya ke saya. Makanya saya jadi bisa mijit begini. Tapi saya nggak percaya lho ada talenta yang menurun lewat gen ini. Apalagi talenta memijit, ckckckck 

    Sudah sudah, daripada ngomong kanan kiri. Cukup sudah sampai disini posting nggak jelas ini. Yang sedang butuh dipijit, jangan lirik saya it wasn't me
     
    Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon