Siapa yang sudah sholat? *diem
Siapa yang nggak sholat? *ngacung..
Kalo ini ditanyakan sewaktu TPA, yang ngacung bisa di sentil sama pak Ustadz nih, hihihi.. Padahal pertanyaan terakhir punya banyak makna lho. Yang nggak sholat tapi ngacung, mungkin memang nggak mau sholat, atau sedang dapet tamu bulanan jadi nggak boleh sholat. Nah lho... saya termasuk yang mana?
Yang kedua tentunya, hihihihi.. Jadi wanita itu memang istimewa. Ada masanya kami tidak boleh sholat. Jadi mo tidur lewat dari waktu sholat juga nggak papa (lho?! Larinya kok ke tidur). Tapi, kami jadi kehilangan moment untuk lebih dekat sama Allah. Duh, padahal wanita itu sering galau je, dan paling enak curhat galau-nya sehabis sholat gitu. Selain itu, kan ceritanya saya sering lagi semangat-semangatnnya rutin tadarusan, ternyata besoknya haid. Sayang banget kan jadi kehilangan rutinitas. Apalagi seperti sekarang, hafalan juga baru nyampe surat Al Balad, mana belum gitu hafal lagi, huhuhu... Apa masih boleh lanjut hafalan?
Juz 'Amma saku |
- Bolehkah wanita haid menyentuh Al Qur'an?
لا يَمَسُّهُ إِلا الْمُطَهَّرُونَ
“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (Qs. Al-Waaqi’ah: 79)
Ada pendapat ulama yang melarang wanita untuk menyentuh mushaf dan ada pula yang membolehkan. Mushaf disini secara sederhana diartikan Al Qur'an yang isinya tidak ada translasinya, benar-benar hanya tulisan arab saja. Sementara yang ada translasinya masih boleh dipegang. Yang menarik, ada beberapa pendapat ulama yang mengartikan bahwa larangan pada Qs. Al Waaqi'ah adalah ditujukan pada orang-orang musyrik bukan wanita muslimah yang sedang haid.
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَا يَنْجُسُ
“Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis.” [Hadits shahih. Riwayat Muslim]
Disini saya pernah agak ragu untuk menyentuh al Qur'an. Tapi bagaimana jika itu darurat, semisal al Qur'an-nya jatuh dan saya tidak mungkin menunggu orang lain untuk mengambilnya? Karena itulah, kalo menyentuh saja saya masih nggak apa-apa, asal ada kepentingan di baliknya. Namun, jika itu tidak darurat, maka saya tidak menyentuhnya. Untuk lebih berhati-hati, saya tidak menyentuh mushaf secara langsung, bisa menggunakan kain sebagai perantaranya.
- Bolehkah wanita haid membaca al Qur'an?
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا تَقْرَأُ الحَائِضُ وَلَا اْلجُنُبُ شَيْئاً مِنَ القُرْآنِ - رواه الدارقطني
“Dari Ibnu Umar ra ia berkata: Rasulullah saw bersbada: Tidak boleh orang yang haid dan orang yang dalam keadaan junub membaca ayat Al-Qur`an” (H.R. Ad-Daruquthni)
Namun demikian di sini juga di sini disebutan bahwa wanita haid masih boleh membaca al Qur'an selama ada tujuannya misal mengajar atau membenarkan hafalan yang salah. Meski begitu, lebih diutamakan jika dalam keadaan suci. Jika tidak ada tujuannya, maka tidak boleh. Tetapi, sepertinya tidak ada orang yang membaca Al Qur'an tanpa tujuan. Iya kan?
Terus, bagaimana jika seorang ustadzah punya masa haid 7 hari. Apa iya, beliau harus libur mengajar ngaji selama 7 hari padahal ada banyak santri yang menjadi tanggungjawabnya? Tentu saja, dalam hal ini, diperbolehkan bagi wanita haid untuk tetap membaca al Qur'an karena tujuannya jelas untuk mengajar. Apabila dia menghindari membaca al Qur'an, dikhawatirkan proses pembelajarannya tidak berjalan lancar dan malah terjadi kesalahan yang fatal, misal salah baca tajwidnya.
Karena saya tidak mengajar ngaji, saya memilih untuk tidak membaca Al Qur'an (tadarus) ketika saya sedang haid. Kalo saya harus membuka al Qur'an karena sesuatu hal, misal mencari referensi atau lupa hafalan, saya bisa membuka aplikasi Al Qur'an di hp, ato mendengarkan murotal. Dengan demikian saya tidak perlu menunggu saya selesai haid baru membuka Al Qur'an. Kadang kala, ketika penasaran pada sesuatu, saya akan mencari jawabannya pada saat itu juga. Kalo menundanya, besar kemungkinan saya jadi lupa. Jadi plong kan kalo begini..
Contoh lain lagi... Beberapa waktu lalu saya ada tes interview yang mengharuskan saya menyentuh plus membaca Al Qur'an. Nggak mungkin banget saya minta di-skip bagian membaca Al Qur'an. Apalagi inti dari interview tersebut ya untuk mengetahui bisa ato nggaknya saya mengaji Qur'an. Dan saya yakin, yang interviewer pun punya pedoman dan sudah mempertimbangkan ini (soal kemungkinan ada interviewee yang sedang haid) sebelum memasukkan materi "mengaji" dalam tes-nya.
Contoh lain lagi... Beberapa waktu lalu saya ada tes interview yang mengharuskan saya menyentuh plus membaca Al Qur'an. Nggak mungkin banget saya minta di-skip bagian membaca Al Qur'an. Apalagi inti dari interview tersebut ya untuk mengetahui bisa ato nggaknya saya mengaji Qur'an. Dan saya yakin, yang interviewer pun punya pedoman dan sudah mempertimbangkan ini (soal kemungkinan ada interviewee yang sedang haid) sebelum memasukkan materi "mengaji" dalam tes-nya.
- Bolehkah wanita haid membaca teks yang ada penggalan ayat Al Qur'an
Menurut pembahasan di atas, wanita haid boleh membaca al Qur'an selama tujuannya jelas, apalagi kalo tujuan membaca teks tersebut untuk mengajar atau justru belajar. Dulu saya pernah berdiskusi dengan ustadz saya tentang persoalan ini. Menurut beliau, jika di dalam teks ada ayat al Qur'an, maka ayat tersebut tidak usah dibaca, dilewati saja. Kemudian, saya bertanya, apabila sedang mengajar dan harus membaca ayat tersebut untuk mendukung pengajaran bagaimana? Jawab beliau tetap sama, tidak usah di baca.
Ketika saya kurang puas dengan jawaban ustadz, saya pun bertanya dengan ustadz yang lain dan jawabannya berbeda. Ustadz lain mengatakan boleh membaca teks yang ada penggalan ayat al Qur'an karena merujuk pada tujuannya, yaitu untuk mengajar atau belajar. Jadi menurut saya nggap papa baca teks yang ada ayatnya. Disini, saya tidak menyalahkan ustadz saya yang pertama lho, karena beliau punya pedoman sendiri dan ustadz kedua juga.
- Bolehkah wanita haid menghafal Al Qur'an?
Melihat banyak referensi termasuk poin-poin di atas ini, beberapa ulama berpendapat bahwa wanita haid sangat boleh membaca Al Qur'an jika takut hafalannya terlupa. Dengan demikian, saya rasa tidak ada salahnya saya menghafal Al Qur'an saat saya sedang haid. Jika satu minggu saya tidak mengulang hafalan, saya takut hafalan saya hilang. Saat murojaah pun, saya kadang-kadang terlupa sepenggal ayat. Jadi saya harus tetap membuka Al Qur'an dalam bentuk fisik, seperti juz amma dan aplikasi di HP, maupun non fisik seperti mp3 murotal.
Kesimpulan
Akhirnya, sampailah pada kesimpulan bahwa Allah memudahkan dan tidak akan menyulitkan hambanya untuk beribadah. Meski sedang haid, wanita masih boleh kok beribadah. Berdzikir dan menghafal surat-surat pendek termasuk dalam membaca al Qur'an, dan dibolehkan untuk membacanya dengan tujuan tertentu dan syarat tertentu. Jadi jangan takut untuk selalu berdzikir walaupun sedang haid. Jangan sampai, di saat haid, amalan kita justru menurun.
Begitulah kesimpulan yang dapat saya ambil. Mungkin ada yang berbeda pendapat dengan saya. Nggak apa kok kalo tidak sepaham selama tujuannya kita tetap untuk beribadah, dan kita punya pedoman masing-masing bukan sekedar tidak sreg saja. Perbedaan itu justru akan membuat kita semakin menggali ilmu kan. Walahu allam..
Bila ada pendapatku yang kurang bisa diterima, ayo jangan sungkan-sungkan untuk memberikan pendapatmu .
- Islam itu mudah namun jangan dimudahkan -
Sources:
http://www.nu.or.id/
http://akhwat.web.id/
http://muslimah.or.id/
http://www.eramuslim.com/
http://www.fiqihwanita.com/
http://www.konsultasisyariah.com/