Bingung deh, kenapa bisa seorang tamu (namanya kan tamu ya) masuk rumah dengan sembarangan. Dari dulu selalu diajari ortu atau guru tentang sopan santun, tapi belum diterapkan juga.Taukah dia kalau bertamu sama sekali bukan hal sepele seperti yang dia kira. Memang budaya bertamu ini sangat dianjurkan dalam Islam untuk mempererat persaudaraan. Eits, memasuki rumah orang asing, teman atau saudara sekalipun ada aturannya. Yang pernah bertamu pasti sudah sadar tentang anjuran ini kan? Tapi belum tentu yang bertamu ini sadar kalau Islam juga mengatur bagaimana seorang tamu harus bersikap.
Ini nih ada sedikit peraturan saat bertamu:
Pertama-tama, ketuk pintu dan ucapkan salam. Wajib, agar si tuan rumah tahu kalau ada tamu di depan pintu. kadang-kadang, kalau cuma terdengar ketukan pintu, orang rumah tidak ngeuh kalau ada tamu. Jadi, supaya tidak kecewa, jangan pernah pelit salam. Oh iya, sebutkan nama saat pemilik rumah bertanya, “Siapa?”. Dalam hadits, sahabat Jabir berkata, "Aku datang ke rumah Nabi SAW untuk membayar hutang ayahku, maka aku mengetuk pintu. Lalu Rasulullah SAW bertanya, 'Siapa?' Aku menjawab, “Aku.” Maka Rasulullah bersabda, 'Aku, aku,' seolah-olah Nabi SAW kurang suka dengan jawaban, “Aku.”
Kedua, mundur tiga langkah ke belakang (iyalah ke belakang) dan balikkan badan memunggungi pintu agar si tuan rumah punya waktu untuk merapikan diri sebelum menemui tamu. Kadang tuan rumah, misalnya perempuan, tidak berjilbab sehingga tidak siap menerima tamu. Jadi please, sabar ya kalau tuan rumah sudah menyahut salam tapi lama buka pintunya. Khusnudzon saja, mungkin tuan rumahnya baru nyari jilbab.
Ketiga, jangan pernah mengintip isi rumah atau yang lebih extrim tapi sering terjadi adalah membuka pintu dan masuk rumah tanpa ijin tuan rumah. Sahl bin Sa’ad As-Saidi pernah berkata kalau ada seorang mengintai dari lubang di pintu rumah Rasulullah SAW sedang di tangan Rasulullah SAW ada sisir besi yang beliau gunakan untuk menggaruk kepala beliau. Ketika beliau mengetahui ada seseorang yang mengintai, beliau bersabda, "Andaikan aku mengetahui bahwa ia benar-benar telah mengintai, maka akan aku cocokkan besi ini di kedua matanya” (HR Bukhari Muslim). Kalau Rasul saja sampai begitu kesalnya pada tamu yang kurang sopan, apalagi kita ya.
Ada lagi hadits lain yang diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Andaikan ada orang mengintai rumahmu tanpa izinmu, kemudian engkau melemparnya dengan batu sehingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu.” Kalau Sketsa bilang... "Waduh".
Keempat, jangan masuk rumah sebelum tuan rumah mempersilahkannya masuk. Penting banget untuk diingat, karena bahkan di rumah saudara sendiri, ada hal yang orang lain tidak boleh tahu. Misalnya lagi nih, si empunya rumah habis mandi dan pakaiannya yang tidak proper banget, kasihan dia jadi malu tujuh turunan karena ternyata si saudara (tamu) itu laki-laki. Nah lo.. Pasti akan terjadi situasi aneh diantara tuan rumah dan tamu.
Kelima, jaga mata agar pandangan tidak nakal dan kesannya "menelanjangi" isi rumah. Pernah tahu, ada tipe tamu yang sukanya iseng pengen tahu isi rumah. Pura-pura mau ke kamar mandi, padahal penasaran seperti apa isi rumahnya. Bukan, bukan.. Tidak ada maksud untuk menuduh yang bukan-bukan, tidak menyamaratakan semua tamu begitu. Tapi kesaksian (apa ya istilahnya) ini pernah diucapkan seorang teman (bukan teman saya sih) saat ngobrol-ngobrol santai. Ngeri..
Keenam, jangan masuk ke ruang/kamar yang memang bukan untuk tamu. Bagiannya si tamu ya di ruang tamu, bukan kamar-kamar lain yang ada di rumah itu. Membuntuti tuan rumah ke seluruh penjuru rumah itu juga tidak sopan. Kalau si tuan rumah sendiri yang memperbolehkan, itu lain lagi ceritanya. Tapi kadang tuan rumah segan menegur, tinggal tamunya saja yang pintar bersikap dan membaca situasi.
Sebenarnya banyak hal yang perlu kita ketahui sebagai tamu. Tapi penulis Note ini punya keterbatasan. Takutnya terjadi salah paham atau salah interpretasi, bisa jadi dosa jariyah buat penulis kan ya. Biar lebih jelas lagi, silahkan meluncur ke google atau lebih manteb lagi kalau tanya ke pak ustadz atau bu ustadzah...