Mungkin orang pikir saya ini nggak punya masalah.
Hidup saya baik-baik terus. But, it's not lho
Kalau lagi kumat galaunya, saya kadang-kadang terngiang-ngiang hal apa saja yang pernah saya lakukan selama hidup. Tak jarang saya jadi merasa sedih dan menyesali kejadian nggak penting yang pernah saya lakukan. Kalau sudah keluar rasa menyesalnya begini, wah.. Jaminan saya bisa betah sesenggukan dimana saja kapan saja, hehehe..
Salahkah menyesal itu?
Menyesal sama sekali nggak baik lho, meskipun cuma menyesal salah membeli sepatu. Perasaan menyesal seringkali diikuti rasa sedih bahkan nggak jarang membuat stres. Betul kan? Tapi agak lebay sih kalo salah beli sepatu saja sampe stress, hehehe
Biasanya saat keluar rasa penyesalan, muncullah kata-kata "seandainya dulu begini", atau "coba dulu begitu". Padahal kata seandainya merupakan perbuatan setan, dimana di situ ada rasa sedih dan penyesalan bahkan terdapat unsur celaan dan protes terhadap takdir Allah. Yang begini menunjukkan tidak adanya kesabaran dan ridha terhadap ketetapan dan takdir Allah Ta'ala. Astaghfirullahal 'Adzim...
Mari ditengok sebentar. Menurut AlSofwa :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah, jika engkau tertimpa sesuatu, maka janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan itu, maka tentu akan seperti ini”,
akan tetapi katakanlah: “Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Ia kehendaki, ia akan lakukan, dan sesungguhnya kalimat (لو: seandainya) membukan perbuatan setan”
Sungguh saya takut dicap kualat, makanya saya berusaha sedemikian rupa untuk menghindari merasa menyesal. Caranya bagaimana? Menyibukkan diri sendiri dan bersenang-senang dong. Bisa dengan ikut pengajian, jalan-jalan tiap weekend (hari lain kerja cyin), sepedaan bareng sepupu atau melakukan sesuatu yang kebanyakan orang cap sebagai perbuatan anak-anak. Jangan heran ya kalo saya jadi kelihatannya tidak punya masalah. Ini namanya cuma "wang sinawang" kok teman-teman.
However, saya tahu teori di atas akan sulit terjadi kalo saya sendiri belum berdamai dengan diri sendiri. Maksudnya?
Saya itu susaaaaah banget berdamai dengan diri sendiri. Saya pikir selama ini saya sudah bisa memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain di masa lalu. Tapi saya lupa untuk memaafkan kesalahan diri saya sendiri. Mungkin itu juga sebabnya, saya jadi sering teringat-ingat akan kesalahan orang lain dan membuat saya kembali mengeluarkan perasaan marah sekaligus menyesal.
Menutupi perasaan di depan orang lain sih gampang, tapi membohongi diri sendiri kan susah. Maka dari itu saya perlu dan wajib menanamkan doktrin di otak bahwa nggak ada gunanya bersedih atas sikap dan sifat saya di masa lalu. Bahwa kejadian yang sudah terjadi memang sudah digariskan oleh Allah. Nggak penting nangis-nangis berharap keadaan bisa di ubah. Toh nasi sudah menjadi bubur ayam. Terima nasib saja lah, meski jangan sampe putus asa.
Menutupi perasaan di depan orang lain sih gampang, tapi membohongi diri sendiri kan susah. Maka dari itu saya perlu dan wajib menanamkan doktrin di otak bahwa nggak ada gunanya bersedih atas sikap dan sifat saya di masa lalu. Bahwa kejadian yang sudah terjadi memang sudah digariskan oleh Allah. Nggak penting nangis-nangis berharap keadaan bisa di ubah. Toh nasi sudah menjadi bubur ayam. Terima nasib saja lah, meski jangan sampe putus asa.
Kalian tau kenapa di motor atau mobil ada spionnya? Supaya kita nggak perlu menengok banyak-banyak kebelakang, cukup liat sebatas spion saja . Masa lalu biarlah masa lalu. Yang terpenting sekarang adalah meminta ampunan pada Allah SWT diikuti mengampuni, mengkoreksi, dan memperbaiki diri sendiri.
Bismillahirahmanirrahim..
Lupakan.. lupakan.. lupakan...
Lihat ke depan
"Yang sudah ya sudahlah, ya sudah sudah"
(Ayu Ting Ting mode on)
0 komentar:
Posting Komentar
Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^