Deg-deg an tiap kali ada nomor asing yang masuk di hape saya. Entah itu sms atau whatsapp. Seperti saat tadi ada sapaan pendek di whatsapp, saya kok otomatis menggerutu, astaghfirullah. Nomornya tidak terdaftar di hape, sedang foto profilnya sama sekali bukan berbentuk manusia. Benar-benar tidak ada petunjuk siapa pemilik whatsapp tersebut. Sabtu kemarin juga sama. Muncul sms yang nomornya nggak dikenal, isinya nggak perlu dibahas, dan pengirimnya sebut saja Paijo (kalo ada fotonya dah diburemin wajahnya ini). Sabar...
Pesan nggak jelas isi dan pengirimnya begini jarang sekali saya balas. Pun ketika orang tersebut sudah menyebutkan sedikit clue, saya masih lho agak ragu-ragu membalas pesannya. Kalau itu pesan penting, saya membalasnya dengan bahasa agak formal dan tanpa basa basi. Lain lagi jika itu wujudnya telpon, saya memilih tidak mengangkat panggilan pertama. Asumsi saya, orang yang membutuhkan saya pasti akan menelpon lagi, jadi tak apalah melewatkan panggilan pertama.
Mungkin orang pikir saya ini sombong tidak mau membalas pesan atau mengangkat telpon. Bukan maksud saya begitu lho, maaf banget.. Saya cuma malas harus menebak-nebak pemilik nomorbodong yang isi pesannya kurang penting. Saya bisa tahan untuk tidak menggubris pesan tak beridentitas tersebut, tapi saya tetap merasa kurang nyaman. Kalau saja saya dekat dengan pak menkominfo, sudah saya minta beliau untuk melacak nomor-nomor asing tersebut sehingga saya bisa tahu siapa pemilik nomor tersebut.
Pesan nggak jelas isi dan pengirimnya begini jarang sekali saya balas. Pun ketika orang tersebut sudah menyebutkan sedikit clue, saya masih lho agak ragu-ragu membalas pesannya. Kalau itu pesan penting, saya membalasnya dengan bahasa agak formal dan tanpa basa basi. Lain lagi jika itu wujudnya telpon, saya memilih tidak mengangkat panggilan pertama. Asumsi saya, orang yang membutuhkan saya pasti akan menelpon lagi, jadi tak apalah melewatkan panggilan pertama.
Mungkin orang pikir saya ini sombong tidak mau membalas pesan atau mengangkat telpon. Bukan maksud saya begitu lho, maaf banget.. Saya cuma malas harus menebak-nebak pemilik nomor
Sayangnya ya saya nggak kenal pak Rudiantara dan nggak punya ide juga untuk mencari tahu siapa pemilik nomor tersebut. Yang saya lakukan hanyalah menyimpan nomor tersebut dengan sebutan tertentu. Tujuannya agar saya tidak salah mengangkat telpon kalau diantara nomer tersebut ada yang menghubungi saya lagi. Atau kalo ternyata diantaranya bukanlah nomer iseng, saya kan jadi lega gitu..
Alhamdulillah, selama ini sinyal feeling saya masih bagus. Telpon dari nomor asing yang saya angkat biasanya dari saudara atau teman yang memang saya kenal. Sedang telpon iseng, seringnya terlewatkan. Ujungnya ketahuan juga kok kalau itu nomor iseng. Yah, mana ada telpon bukan iseng kok cuma miskol-miskol.
Ini namanya terlalu parnoid nggak sih?!
Ini namanya terlalu parnoid nggak sih?!
Iya, saya ini memang parno. Ya wong minimal sebulan sekali masih ada saja pesan iseng yang masuk. Saya bukan artis lho (sok ngartis juga enggak), bukan juga anak pejabat, abg alay juga bukaaaan... Tapi kok ya masih juga diisengi. Please, cari korban yang lain saja gih! Hush hush..
PS: Buat teman-teman yang menghubungi saya tapi tidak saya balas, mohon maaf... coba saya dihubungi lagi, tapi jangan lupa sebutkan identitasnya ya. Terimikisih...
0 komentar:
Posting Komentar
Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^