Selasa, 26 Maret 2013

Dos and Don'ts: Ngobrol Tanpa Bikin Bete

Yakin sama aku? Apa aku kompeten ngomongin cara ngobrol, sementara aku sendiri tak pintar ngobrol  



Based on the research I've done unintentionally during my social interaction, aku banyak menyesal melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak perlu. Kadang juga aku merasa bete kalau ada teman ngobrol yang terlalu asyik dengan topik obrolan seputar dirinya sendiri. Apakah kamu juga? Bener-bener nggak seru kan berlama-lama dengan teman ngobrol yang nge-betein. Sebenarnya ada banyak faktor yang membuat obrolan menjadi ngebosenin. Salah satunya karena salah satu pihak tidak memahami sopan santun dalam mengobrol. Hapaseh ... Males beud (alay punya) kalo temen ngobrol bikin bete atau justru kita yang nge-betein. Thus, mari kita bahas tata cara bergaul in term of chatting behaviour.

Tips ngobrol tanpa bikin bete:
1. Find good topics for all talkers
Gak lucu kan kalo 1 temen diem mulu karena nggak paham teman yang lain ngomong apa. Sesekali lontaran yang agak high educated boleh, tapi ingat-ingat, tidak semua temen pendidikannya setinggi kita. Kalo bisa sih, setelah merasa gulity salah mengambil topik obrolan, langsung ajak ngobrol temen yang diem itu. Mengingat tidak semua teman nyambung dengan obrolan teman yang lain, pancing lah topik seputar hobi, sekolah atau kerjaan. Biasanya it works, teman yang diam bakal menyingkirkan rasa betenya sedikit. Sedikit nggak masalah, kan sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit  

2. Don't talk too much.
Kadang bosen deh kalo dengerin 1 orang cerita yang nggak ada habisnya. Capek mulut juga, tiap dya ngomong kita mesti senyum-senyum palsu (demi menghargai) dan bilang "iya ya" mulu. So, ingat, jangan banyak cerita yang nggak penting. Jangan pula mengulang cerita yang sudah pernah diceritakan. Bisa-bisa lawan bicara hafal topik pembicaraannya. Kasihanilah lawan bicara yang bosen jadi pendengar terus.

3. Don't expose yourself.
Senada dengan poin 2, poin 3 ini juga biasanya terjadi sama orang yang terlalu banyak ngomong. Bedanya, di poin 3 topiknya nggak umum dan melulu tentang dirinya sendiri. Lawan bicara bisa menghitung berapa kali si pembicara mengucapkan "kalo aku, kalo aku". Sampai-sampai lawan bicara kalo suruh komen jujur pasti bunyinya "trus gue harus bilang wow gitu". See? Dengerin obrolan tentang 1 orang yang show off itu blas nggak ada yang menarik. So, believe me, not every single word you share is interesting.

4. Look at listener's/speaker's facial expressions
Memandang muka lawan bicara itu penting, tapi jangan terlalu lama. Cukup at glance, sepintas saja. Kalau terlalu lama atau tidak memandang sama sekali, bakal dianggap tidak sopan. Kalo sudah tahu air muka lawan bicara, tentukan apakah dya tertarik atau sudah bosan mendengar kita ngomong.

5. Prepare your MP3  
Kadang menjadi tukang ngobrol itu bikin capek, jadi nggak ada salahnya mendengarkan teman mengobrol tanpa perlu ikut urun suara. Kalau bener-bener ada topik obrolan yang nggak "gue" banget, cukup puter MP3. Kadang begitu pun sudah cukup membuat si pembicara sadar diri kalau topik obrolannya nge-betein. Contoh nih, suatu kali ada sekelompok teman membahas topik X yang bikin aku tidak nyaman untuk mendengarnya. Aku bingung, kenapa teman-temanku bisa seenaknya ngobrol tanpa memandang sekeliling. Maunya nge-cut pembicaraan mereka, tapi, siapa aku? Nah, di momen seperti itu, MP3 bakal menjadi dewa penolong. Sayangnya, aku tidak selalu sedia earphone di tas 

Nah, itu baru 5 poin. sebenarnya ada banyak poin yang masih bisa digali (emangnya kuburan). Ada yang mau sumbang ide? 

0 komentar:

Posting Komentar

Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon