Selasa, 27 Maret 2012

Nggak Suka

Yang namanya tidak suka, baru mendengar namanya saja pasti langsung eneg. Apalagi melihat, membaui dan merasakannya. Bisa pingsan di tempat deh. Lebayyy...





"Hiyeeek..."
Ceritanya begini, sudah tahu kan kalau aku kurang suka (bukan tidak suka) dengan buah-buahan. Salah satunya jambu biji. Kalau jambu biji yang tengahnya warna pink, baunya sangat menyengat, jadi aku makin eneg melihatnya. Kalau jambu yang lain masih oke deh deket-deket mereka.

Hari senin kemarin aku ngajar les di daerah sekitar rumah. Biasanya aku disuguhi teh panas buat teman belajar. Karena itu hari yang nggak biasa (karena nggak kayak biasanya), aku dibikinkan jus oleh ibu si anak. Olala, kok jus jambu??!  Tapi masak iya aku harus nolak. Nggak enak dong sama yang punya rumah.

Saat itu aku cuma nungguin si anak menghabiskan jus jambunya sambil aku menahan nafas agar nggak  muntah . Baunya nggak nahan bok...  smiley

Otakku berpikir keras mencari cara agar gelas jus-ku nanti berkurang. Si ibu pasti senang karena berhasil memuliakan tamu (aku maksudnya). Bingung, mau aku minum, kok dari baunya saja aku nggak tahan. Kalau nggak ada yang minum, kok ya kasihan tuan rumah.

Selesai minum jus, si anak merasa masih mau jus jambu. Dengan sigap aku berikan segelas jus jambu bagianku. 
"Nih, kalau mau dihabiskan saja"
Si anak langsung meneguk jus jambu punyaku. Senang bukan main hatiku. Paling tidak si Ibu akan senang gelasku sudah berkurang isinya  barang sedikit saja. Masalah yang menghabiskan aku atau anaknya, itu urusan lain :D
Alhamdulillah, masalahku terselesaikan..

Eits, itu kan hari senin. Hari selasa tadi, aku ngajar les ke daerah piyungan. Lah dalah... kok suguhan-nya sirup rasa jambu biji. Tidaaaaaaak...

Kali ini aku terpaksa mencicip seteguk sirup rasa JAMBU BIJI karena cuma aku yang dibikinkan sirup, anaknya nggak dikasih. Nggak mungkin kan aku kasih sirupnya ke si anak. Catatan, aku minum sirup itu pake ancang-ancang nahan bau. ckckckck...

Aku cuma bisa berdoa, semoga besok Rabu dan Kamin saat les nggak ada yang berbau-bau jambu. Amiin...

Senin, 26 Maret 2012

Private Course


    Sebagian mahasiswa/i (pada jamannya) suka promosi private course independent atau ke bimbel. Kalau beruntung, nggak perlu promosi juga sudah pada datang sendiri tawaran lesnya. Tujuan mereka menerima tawaran les bisa dipastikan untuk nambah uang saku atau lebih jujur lagi untuk membiayai hidupnya. Yah, gak tau ya alasan pastinya. Aku agak nggak mau tahu, takut dikira ikut campur :D


     Saat jadi mahasiswi (dulu), aku pasti mikir-mikir kalau disuruh kasih les privat. Secara aku selalu kesulitan membagi waktu (antara skripsi, kerjaan di sekolah atau les). Kalau nambah kerjaan les, pasti capeknya minta ampun, waktu luang jadi berkurang. Itu pikiraanku pada saat itu. Sampai pada suatu saat sewaktu menghadiri nikahan temen, kakak dari temenku itu memintaku jadi guru les privat untuk putranya yang masih SD. 
     Waduh, aku sudah merasa nggak punya waktu  (waktu tidur siang atau pun waktu maen, hahaha), tapi kok bingung cara menolaknya. Namun, pada akhirnya aku terima juga tawarannya. Lumayan dapat tambahan duit (hihihi). Lama kelamaan makin nambah murid lesku. Semuanya bukan karena aku yang promosi, tapi karena ada yang nawarin. Ya itu tadi, karena sifatku yang nggak enak untuk menolak, aku terimalah tawaran nge-les privat. Tiap Senin-Kamis  (cuma berani nge-les 1 org/hari) bisa dipastikan pulang sekolah aku nggak bisa kemana-mana. Sibuk menyiapkan materi les dan nggak tenang kalau pergi-pergi 1 jam sebelum waktu les. Nggak enak kalau datang ke TKP tanpa persiapan apalagi kalau sampe telat. Ah, lagi-lagi perasaan nggak enak yang muncul. Sampai-sampai aku berpikir, aku nge-les ini lebih karena "NGGAK ENAK" menolak daripada mikirin duit yang akan aku dapat. 
     Kalau mikirin fee-nya, kira-kira 4 hr x Rp. 25.000 = Rp. 100.000 x 4 minggu = Rp. 400.000. Wew, lumayan banget nih, bisa melebihi gajiku selama 1 bulan (hahaha). Tapi kok aku sering bikin alesan segudang kalau lagi males les ya, hmmm... 
   Terus, motivasiku nge-les ini sebener e apa ya. Maunya sih motivasi ne "karena ibadah". Kayak yang pak ustad bilang itu (hehe). Tapi kan hati orang siapa yang tahu, dan hatiku, cuma aku yang tahu, ckckckck...

Sabtu, 17 Maret 2012

Rambutan? oh, No...


       Coba lihat foto di atas. Warnanya merah, bulat dan berduri halus mirip rambut. Yup, ini namanya buah Rambutan atau nama gaulnya Nephelium Lappaceum (moga-moga gak salah ketik). Siapa pun pasti tahu kalau buah ini namanya buah rambutan. Semua orang (kecuali aku) juga bilang kalau buah ini manis. Tapi awas, kebanyakan makan rambutan bikin diabetes lho, soalnya ada kandungan gula dalam buah ini akan  berubah menjadi alkohol. Tenang, itu kalau buah rambutannya terlalu masak kok. Biasanya sebelum buah ini benar-benar masak, kalian sudah melahapnya kan? So, tenang aja..


        Ah, paragraf pengantarnya sok meyakinkan kalau buah rambutan ini enak. Mungkin iya memang enak, tapi bagiku, yang paling enak dari rambutan adalah pohonnya. Kenapa? karena aku tidak suka buah rambutan, tapi aku suka memanjat pohonnya dan memanennya. Seru banget lho, anginnya semilir serasa lagi di pantai. Batangnya berayun-ayun terkena angin, serasa lagi naik tornado yang ada di Dufan itu lho, hehe...

       Ngomongin tentang rambutan, aku jadi ingat. Sejak kecil sampai sekarang, setiap datang waktu panen rambutan, Bapakku selalu menantangku makan buah rambutan. Kalau berhasil makan 1 biji saja, aku bakal dikasih duit 100rb. Hari gini cuma 100 rb? ckckck.. Tambah nggak minat ngicipnya dong.

    Semua orang yang tahu aku anti buah, termasuk rambutan, selalu berkomentar "aneh, kenapa bisa nggak suka buah". Padahal menurutku biasa saja. Orang yang anti sayur atau anti daging saja banyak kok, wajar kan kalau aku anti buah?! Kalau aku disuruh menjawab, kayaknya aku juga nggak bisa menjawabnya dengan kata-kata. Susah menggambarkan ketidaksukaanku pada buah. Yang jelas, rasa dan bau mempengaruhi selera makanku terhadap buah. Lebih parah lagi, kalau aku sedang makan dan ada buah yang aku tidak suka dihadapanku, selera makanku jadi menurun (bagus nih buat program diet). Mesti menjauhkan buah, kulit, biji dan apalah yang menunjukkan itu buah.

      Mungkin orang berpikir aku cuma lebay, tapi ya beginilah adanya. Suka nggak suka, this is the way I am. Toh, ketidaksukaanku terhadap buah tidak mengganggu ketentraman masyarakat banyak kok. So, jangan anggap aneh kaum yang anti buah, sayur, atau daging.  

        We're just the same but the way we eat kok   cool

Terimakasih Karena Terimakasihmu




Sabtu. Hari yang cukup menyenangkan. 
"This is weekend, ending my week of teaching" pikirku.
Harus bangun pagi-pagi karena aku akan mengajar tepat pukul 07.00. Jam pertama sangat tidak menyenangkan bagiku. Mesti ngebut mandi, dandan, plus ngebut naik sepeda sampe sekolah. Cuma nyepeda aja pakai acara ngebut ya, hehe..

Beberapa menit kemudian, aku sudah sampai di kelas 1A. Ekstra pikiran, ekstra tenaga dan ekstra semangat yang aku perlukan. Menit-menit pertama, aku harus bisa menkondisikan muridku agar siap belajar. Anak-anak ini masih terbiasa main di TK, jadi butuh sesuatu yang menyenangkan untuk mengawali hari mereka di sekolah. Ujung-ujungnya agar mereka mau berpartisipasi aktif di kelasku. Jika aku sudah kekurangan ide, biasanya aku hanya perlu senyum lebar dan bertingkah enerjik. Semuanya kulakukan agar mereka ketularan enerjik. Mauku sih, hihihi...
Memasuki kelas 1A, aku sudah disambut anak-anak kecil ini. Mereka menghampiriku dan mencari perhatianku. Segera aku menyuruh mereka untuk duduk dan mulai berdoa. Namanya juga anak-anak, berdoa saja harus di awasi. Kadang aku harus menggelitiki mereka atau pura-pura galak menyuruh mereka duduk menggunakan isyarat tangan.
Usai mereka berdoa, seperti biasa, aku mengajar mereka ngobrol dulu. Maka dengan antusias mereka menyahut dan kelas jadi riuh. Salah satu anak menghampiriku di depan kelas.
“Bu, ini surat dari Isal lho,” kata Pinky sambil menunjukkan secarik kertas berwarna biru padaku.
“Masa? Coba lihat.” Aku melirik Isal dan mencoba meraih kertas yang di pegang Pinky.
“Nanti bu, aku baca dulu,” sahut Pinky. 
Ia menjauhkan kertas itu dari jangkauanku. Kulihat Isal hanya tersenyum.
“Bukan kok bu,” selanya malu-malu.
“Sini, ibu saja yang baca,” pintaku kemudian.
Selesai membaca kertas itu, Pinky memberikan kertas tersebut padaku. Kertasnya bekas di sobek dan dilipat kecil. Di atasnya tertulis “Hai, bu Endang. Dibaca ya.”
Penasaran isinya. Beberapa kali anak kelas 1 menulis surat padaku, isinya ada yang memujiku, ada yang minta dibuatkan PR, atau minta ijin ke belakang. Lucu banget cara mereka mengungkapkan isi hati mereka. Mungkin mereka malu jika harus berbicara langsung.
Aku tersenyum dan segera membuka kertas itu. Isal, si anak kelas 1 SD ini menulis begini:
“Bu Endang teremakasih pelajaran ini asik.”
Sedikit kaget dan terharu membaca isi tulisannya. Meski tulisannya salah, dan huruf b tertukar dengan huruf d, tapi aku tidak tertawa. Aku ingin menangis karenanya. Tak kusangka anak sekecil ini kepikiran menulis seperti ini. Anak kelas 6 saja belum pernah berterimakasih secara langsung padaku.
Spontan aku teriak.
“Aaaah.... Terimasih, Isal. Suratnya bagus sekali.”
Aku mendekatinya dan menyentuh bahunya. Ingin aku peluk, tapi apa kata anak-anak yang lain nantinya. Aku benar-benar tak menyangka Isal mendengarkan omonganku di awal kelas tadi. Bahkan langsung menanggapinya dengan tindakan. Tapi aku benar-benar tidak menyangka, anak ini kreatif. Kelak kamu akan jadi anak yang berhasil. Semoga kreatfitasmu  ini bisa mengantarmu menuju kesuksesan. Amin.
Hari ini semangatku untuk mengajar tumbuh kembali. Di saat aku sedikit bosan mengajar, Allah mengirim anak ini untuk menegurku. Aku malu pada-Nya telah menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah. Mengajar, apalagi mengajar anak orang lain, merupakan hal yang sangat mulia. Dan aku hampir melupakan hal ini.
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Kau masih perduli padaku.    love struck

RPP Bahasa Inggris (vegetable)

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran         :    Bahasa Inggris
Kelas/Semester        :    V/I
Ketrampilan              :    Menulis
Topik                         :    In the School Garden
Alokasi Waktu           :    2 JP (2x35’)


Standar Kompetensi :  Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana dalam konteks
                                       sekitar peserta  didik
Kompetensi dasar    :  Menulis teks fungsional pendek sangat sederhana secara berterima
A.   Tujuan pembelajaran
Siswa dapat menulis teks sederhana tentang vegetable berdasarkan gambar secara cermat dan teliti

B.    Indikator              
·      Siswa mampu menyebutkan kosakata vegetable sesuai dengan gambar
·      Siswa mampu menulis kosakata vegetable sesuai dengan gambar
·      Siswa mampu mengidentifikasi informasi berdasarkan gambar
·      Siswa mampu mendeskripsikan vegetable dengan kalimat sangat sederhana

RPP Bahasa Inggris (profession)

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran            :  Bahasa Inggris
Kelas/Semester           :  VI/I
Ketrampilan                 :  Speaking
Topik                            :  Occupation
Alokasi Waktu              :  2 JP (2x35 menit)


Standar Kompetensi: Mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam 
                                     konteks  sekitar peserta didik
Kompetensi dasar : Bercakap cakap untuk meminta atau memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur mengungkapkan perasaan, merespon ungkapan, mengungkapkan keraguan, menanyakan dan meminta kejelasan.

A.   Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, siswa dapat melakukan percakapan untuk meminta dan memberi informasi tentang profesi secara sopan satun.

B.   Indikator
  •   Siswa mampu mengidentifikasi vocabulary tentang profesi.
  •   Siswa mampu melafalkan vocabulary tentang profesi dengan tepat.
  •   Siwa mampu menggunakan kalimat tanya tentang profesi dengan benar dan tepat.
  •   Siswa mampu merespon pertanyaan teman dengan benar dan tepat.

RPP Bahasa Inggris (instruction)

Saat mengikuti Diklat Profesi Guru tahun 2011 kemarin, saya baru tahu kalau RPP yang saya buat selama ini sudah out of date. Formatnya beda dengan format yang diberikan pengawas di sekolahku. Yah, karena lingkungan kerja lebih sering bergaul dengan para pengawas, jadi format yang ini mungkin tidak sesuai dengan harapan pengawas. Tapi ini sudah resmi di pakai di universitas-universitas kependidikan lho pak, bu pengawas...

 contoh:
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran         :    Bahasa Inggris
Kelas/Semester       :    IV/ II
Ketrampilan             :    Mendengarkan
Topik                       :    In the Class
Alokasi Waktu         :    2 JP (2x35 menit)


Standar Kompetensi   :  Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas
Kompetensi dasar       :  Merespon dengan melakukan tindakan sesuai instruksi secara berterima dalam konteks kelas

A.    Tujuan pembelajaran
Di akhir pembelajaran, siswa dapat melakukan instruksi sederhana di dalam kelas dengan tindakan secara berani dan percaya diri.

B.     Indikator              
1.    Siswa mampu mengenali kalimat instruksi.
2.    Siswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan perintah guru.
3.    Siswa mampu menjawab ungkapan classroom instruction sesuai dengan gambar.

Jumat, 16 Maret 2012

Karya Ilmiah


Permainan
scrabble sebagai Sarana Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Inggris

Abstrak
Artikel ini membahas tentang pentingnya pembelajaran kosa kata, masalah yang dihadapi siswa dan manfaat scrabble untuk meningkatkan pembelajaran kosa kata siswa. Selain itu, akan di bahas juga tentang definisi permainan scrable.

Key Term  : kosakata, media, scrabble

Pendahuluan
Manusia bisa berkomunikasi tanpa tahu struktur bahasa, tapi mereka tidak akan bisa berkomunikasi tanpa tahu kosakata. Maka, untuk bisa berkomunikasi manusia harus lebih dulu menguasai kosa katanya. Hal ini menunjukkan bahwa kosakata sangat penting dipelajari bila hendak mempelajari bahasa sebagai sarana komunikasi.
Dalam pembelajaran kosa kata terutama kosakata bahasa Inggris, cara yang paling mudah diterapkan pada siswa adalah penggunaan media. Media yang bisa digunakan banyak jenis dan macamnya. Dari yang sederhana sampai yang yang canggih. Ada yang di buat sendiri, ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan, ada yang sengaja dirancang seperti media yang berbasasis komputer.
Sayangnya, kebanyakan siswa belum menggunakan media dalam mempelajari kosakata bahasa Inggris. Siswa tidak tahu media apa saja yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa sekaligus media yang bagaimana yang efektif digunakan sebagai media pembelajaran kosakata. Siswa perlu dibimbing guru sehingga dapat memanfaatkan media pembelajaran kosakata secara maksimal.
Salah satu media yang efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris adalah permainan scrabble. Ada tiga alasan mengapa scrabble bisa digunakan sebagai media pembelajaran kosakata.
Pembahasan
            Scrabble adalah permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari kepingan huruf di atas papan permainan berkotak-kotak. Kata yang mendapat nilai adalah kata yang diizinkan dalam kamus standar. Permainan scrabble ini sering dimainkan untuk melatih dan mengasah kosakata, terutama kosakata bahasa Inggris. Bagi siswa, permainan ini sangat dianjurkan sebab karakteristik siswa dan karakteristik permainan scrabble yang saling mendukung, juga karena variasi media seperti scrabble sangat dibutuhkan dalam pembelajaran kosakata.
Karakteristik siswa yang tetap memiliki sifat dasar anak-anak adalah cenderung suka bermain dan bergembira. Keingintahuannya terhadap segala sesuatu yang baru sangat tinggi. Maka dalam kegiatan belajar, guru senantiasa harus kreatif dalam mempersiapkan proses pembelajaran dengan tetap mengingat bakat dan karakteristik siswa. Pengaruhnya, siswa akan senang mengikuti proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran pun tercapai.
Alasan yang kedua mengapa scrabble digunakan dalam media pembelajaran adalah karena karakteristik permainan ini sendiri. Karakteristik permainan scrabble yang sederhana menimbulkan kegembiraan tersendiri pada diri siswa. Hal ini dikarenakan permainan adalah bagian  mutlak dari kehidupan anak dan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Ada kecenderungan bahwa siswa memiliki ambisi untuk selalu memenangkan permainan. Siswa yang memiliki karakteristik suka bermain, mau tidak mau akan merasa tertantang untuk terus mengembangkan penguasaan kosakata bahasa Inggrisnya. Secara tidak  langsung, siswa akan menyadari bahwa kosakata sangat penting dipelajari. Pada akhirnya, mereka tidak akan tergantung pada guru dan bisa mempelajari kosakata bahasa Inggris secara mandiri.
Alasan yang terakhir adalah  karena variasi media dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris sangat dibutuhkan siswa. Di sekolah, media bagi guru berkedudukan sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan bagi siswa, media membangkitkan motivasi, minat dan rangsangan bagi siswa untuk belajar. Penggunaan media yang bervariasi akan membuat siswa lebih banyak melakukan aktifitas belajar seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan apa yang baru saja dipelajari. Dengan media permainan scrabble ini siswa akan mengamati kosakata apa saja yang bisa disusun dan akan menyusun kosakata yang sama di lain waktu. Siswa akan mencari tahu arti dan penggunaan kosakata tersebut sehingga penguasaan kosakata bahasa Inggrisnya akan meningkat secara tidak disadari.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan scrabble efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata karena karakteristik siswa yang suka  bermain, karakteristik permainan scrabble, dan juga karena variasi media sangat dibutuhkan siswa. Karena itulah media sangat dibutuhkan sebagai sarana pembelajaran kosakata bahasa Inggris.


Referensi
Diamond, L. and Gutlhon, L. 2006. Teaching Vocabulary. http://www.readingrockets.org/article/9943. diunduh pada 17 Juni 2008
Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching. England: Longman
Ismail, Andang. 2009. Education Games. Yogyakarta: ProU Media.
Krishannanto, Dedy. 2009. Penggunaan Media Sumber Belajar dalam Proses Belajar Mengajar. http://techonly13.wordpress.com/2009/09/11/penggunaan-media-sumber-belajar-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diunduh pada 17 Maret 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Scrabble. Diunduh pada 18 Agustus 2011
http://www.gamehouse.com. Diunduh pada 18 Agustus 2011
 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon