Sabtu, 25 Mei 2013

Kelompok Kerja Guru, What is it for?

Setiap kali ada sms dan saat itu saya ada rapat KKG, recipient di seberang selalu membalas
"KKG ki opo, Ndunk?"

Aduh eneng.. ternyata yang namanya KKG itu nggak familiar ya? 
Well, KKG stands for Kelompok Kerja Guru (biasanya di tingkat SD) atau di tingkat sekolah menengah KKG ini lebih dikenal sebagai MGMP, Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Yang intinya, di KKG dan MGMP, guru-guru mata pelajaran tertentu berkumpul secara rutin untuk membahas masalah krusial yang berhubungan dengan pembelajaran di kelas. Ini nih contoh salah satu acara di KKG Bahasa Inggris SD se-kecamatan Jetis yang saya ikuti. Kebetulan saya termasuk panitia inti dan alhamdulillah acaranya sukses. Anggota aktif dan pasif banyak yang datang. Ya iyalah, acaranya di rumah makan, hehe.. Kalo sedang sepi (ciah, kayak di warung), 10 orang saja nggak ada. menyedihkan deh 

Workshop sekaligus KKG Bahasa Inggris bersama Ibu Pengawas

Secara (istilah yang nggak pas ini sebenernya) saya guru bahasa Inggris, maka saya bergabung dengan KKG Bahasa Inggris SD. Ada lagi sih KKG gabungan se-gugus atau tingkat kelurahan yang terdiri dari 5 Sekolah Dasar. Para guru di 5 sekolah ini bertemu secara rutin 1 bulan 2 kali. Dulu saya pernah ikut karena himbauan dari pengawas. Tapi, saya disana banyak "mlongo"  karena rata-rata anggotanya guru kelas dan yang dibahas juga tentang kepentingan mereka. Jadi, saya absen saja dari KKG gugus ini.

Tinggalah KKG Bahasa Inggris saja yang saya ikuti secara aktif. Bukan pengurus, tapi saya berusaha untuk tetap datang. Nggak rugi lah karena bisa share and gain ilmu tentang pembelajaran di kelas Bahasa Inggris. Nggak bisa dipungkiri, saya sering kesusahan untuk menghandle muridku yang super, dan sedikit banyak para guru ini punya solusi yang bisa saya terapkan di kelas.

Kalau boleh jujur, saya agak bingung juga kenapa saya ikut KKG Bahasa Inggris ini. Di KKG, materi yang dibahas adalah materi untuk SD Negeri. Sedangkan SD-ku ini Sekolah swasta yang punya materi jauuuuuh beda dari sekolah negeri. Nggak ngerti juga kenapa materi bahasa Inggris di SD Negeri dan SD Swasta nggak disamakan saja. Ya sutralah, skip it 

Beberapa waktu yang lalu, saya menonton iklan edukasi tentang pentingnya MGMP. Iklannya bagus, membangkitkan semangatku untuk selalu ikut KKG. Kalo dipikir-pikir, iya juga sih. Lingkungan Sosialku sekarang lingkungan sekolah, antar sekolah dan dinas pendidikan. Kalau tidak begini, mungkin saya terkungkung di sekolah dan hanya kenal dengan guru di sekolahku saja. Berkat KKG, saya jadi lebih kenal banyak guru di sekolah lain. Bahkan kepala UPT dan pengawas kecamatan jadi mengenalku.

Di tempat lain, banyak teman-teman yang juga guru memilih tidak aktif di KKG atau MGMP. Nggak salah sih, karena mengikuti KKG atau tidak itu pilihan. Mungkin mereka punya pertimbangan lain sehingga mereka enggan ikut KKG atau MGMP. Menurutku, agak rugi kalo melewatkan kesempatan untuk bergaul dengan sesama guru. Bisa jadi, informasi dari dinas yang sekiranya mouth to mouth tidak sampai di telinga kita. Ambillah contoh tentang format RPP. Setiap tahun, format RPP ini selalu ada saja yang berubah dan tiap pengawas punya format RPP yang menurut dia qualified. Entah itu susunan Indikator dan Tujuan Pembelajaran yang dipindah-pindah, atau justru tentang Nilai Karakter Kebangsaan yang wajib muncul di tiap RPP. Kalau saja sekolah tempat mengajar tidak kooperatif untuk berbagi info, siapa coba yang mau memberitahu kita kalau bukan teman guru di KKG?

Yang paling sering terjadi sih, guru selalu kebingungan untuk mencari file RPP yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampunya. Lucky us saya dan teman-teman KKG punya file administrasi Bahasa Inggris SD yang lumayan lengkap. Mulai dari Silabus, KKM, Prosem, Prota bahkan Aplikasi Analisis butir soal pun ada. Kami biasa berbagi file pada sesama anggota KKG yang aktif. Saya tidak keberatan berbagi file pada anggota-anggota pasif, tapi teman yang lain sering tidak rela membaginya. Resiko ditanggung anggota pasif itu sendiri sih.

Last but not least, yang nggak rajin berangkat KKG, niatkan saja untuk ibadah menyambung silaturahim. Banyak info dan ilmu yang didapat, bonusnya, bisa bernafas lega karena tiap menjelang akreditasi atau lomba gugus, tidak perlu repot browsing dan mendownload file administrasi guru. Ya tho? ya tho?   


Jumat, 17 Mei 2013

Seragam Sekolah - Red Blouse

 5 kain teronggok di lemari paliiiiing bawah. Beberapa hari ini ngebut menjahit, mumpung ada waktu luang juga sih. Kain seragam dan kain yang sengaja dibeli sendiri sudah mulai keluar dari lemari. Tinggal 3 kain lagi. Sebenarnya masih ada 4 lagi karena senin kemarin aku dapat hadiah kain dari anak-anak PPL. Thanks 
Kain no 4-5 sudah lebih dulu lulus jahitan
Kain no 2 merupakan kain seragam sekolah. Sudah agak lama dan harusnya tahun lalu harus jadi. Tapi, aku nggak suka motif kainnya yang nggak begitu bagus. Kayak ala emak-emak, hehe.. Maafku buat yang beli kain ini.

Alasan sebenernya sih lebih karena penjahit yang ini agak malas menjahit, hehe.. Tapi jangan khawatir, minggu ini, kemalasanaku terdepak jauh. 3 kain berhasil dijahit dalam waktu kira-kira 1 minggu. Lama sih dibanding tukang jahit orisinil yang bisa menjahit lebih dari 7 baju dalam seminggu.

Ini dia kain no 2 yang siap di proses oleh penjahit unprofessional  Cerita lucunya, sewaktu memotong kain ini, si abang berkomentar "kok punya kain Timor-timur?". Nggak terima dong, masak seragam dikira kain dari Timortimur. Tapi,Nah lho, baru sadar juga ternyata kain ini mirip kain ala Timor timur..... Yah, gak papa lah. Malah bisa melestarikan budaya Indonesia kok, hihihi
Desain Baju

Proses nggambar pola & gunting kain

Proses menjahit & hasil jadi
Ini hasil jadi jahitanku. Agak beda dari desainnya sih. Kemarin pagi sebelum berangkat kerja, aku sempatkan merapikan dan menjahit bagian lengan baju dan langsung dipake ke sekolah. Harap  maklum kalau belum sempet ngambil foto baju secara detil. Cuma tadi disempatkan ngambil foto sepulang kerja. Menurutku sih lumayan bagus, pas di badanku. Menurutku lho. Kalo menurutmu gimana?

English Part 2 (Media)

I was a bit disappointed when some teacher trainees at school taught my kids with no media or worksheet. How could they do that, while I who have been teaching for eight years always prepare the media and worksheets. It's not about their confident in teaching children, but they have to deliver the teaching in an understandable way. 

Then, it comes from my intention to download English worksheets as many  as possible. I cannot teach children without any preparation. Unlike senior teachers, I never sleep early since I have  to plan what I am going to teach, including printing and copying the worksheets. The worksheets are good, but some words are away too difficult for my students. Therefore, I adjust them and collect them into different folders. Whenever  I need, I can open the file and simply print it. I believe it helps me from wasting the time. For the information, I like arranging the folders into good order so that I can find the material I need easily and efficiently.

I guess it is the right place for me to post the media or worksheets I have been written or created. I adopt mine from many sources such as http://busyteacher.orghttp://www.mes-english.com, http://e-classroom.co.za and many more. Hey, it's free to download them 


The disk

Worksheet

Senin, 13 Mei 2013

Sleeveless Dress (Free Printable - Pola Gamis)

I love sewing.. so bad..
Sayangnya, saya selalu mengandalkan Ibu untuk mengguntingkan kainnya. Nggak seratus persen jadi penjahit dong kalo gitu.

Maka dari itu, saya bertekad bulat mau belajar menjahit dari dasar. Sepertinya ikut kelas mejahit bukan ide yang buruk. Tapi setelah kupikir-pikir, sayang juga keluar duit 250rb. Duit segitu bisa dipake beli kain ber meter-meter. Ya wis, saya putuskan untuk belajar membuat pola baju secara otodidak. Banyak blogger yang mengulas tentang cara membuat pola baju, jadi why don't I learn it from them.


It's kinda funny actually.. I'm not an expert in sewing. Yet, I'd like to share my experience in drawing the pattern, especially sleeveless dress. Beruntung pola ini pas di badanku, seneng rasanya punya pola baju sendiri. Dari awal belajar membuat pola baju, tidak banyak blog yang menyediakan pola gratis tis tis untuk di download. Justru yang saya temukan adalah blog dari luar negri semacam Burdastyledengan suka rela membagi pola macam-macam baju. Namun.. ukuran badan bule dan pribumi itu bedanya jauh dong. Kalo beli baju merek S**pie ukuran S saja belum tentu pas di badan, malah kedodoran kayaknya.



Ada sih nemu satu blog lokal yang menyediakan e-book untuk penjahit pemula. Di situ disebutkan kalao setelah membaca e-book itu djamin bisa menggambar pola dan menjahit baju sampai bisa. Sayangnya, itu nggak gratis, alias berbayar. Yah, agak sedih, mau belajar saja terhambat nggak ada duit, hihihi

Dan karena itulah saya mencoba membuat pola sendiri dan dishare untuk siapa saja yang membutuhkan pola baju.


Nah, setelah berjuang dengan pola gamis dan cardigan, mari kita mulai proses menjahitnya.
Ini proses memotong kain sesuai pola yang saya bikin
Baru beberapa saat menjahit baju, saya merasakan sedikit rasa aneh tiap kali menyentuh beberpa bagian dari mesin jahit. Setelah diinvestigasi (cieh memasak), ternyata mesin Jahit oh.. Udah jadul, nyetrum lagi, ckckck.. Mungkin bagian dinamonya ada yang korslet. Nggak lucu dong kalo mau njahit saja mesti kesetrum terus-terusan. Nggak begitu terasa sakit, cuman agak kaget saja. 
Poor my sewing machine
Agar saya selamat tanpa kesetrum terus terusan, mesin jahitnya saya lapisi dengan kertas. Mesinku keliatan jelek habis, tapi gak papa, yang penting penjahitnya selamat sampai akhir perjuangannya Nah, setelah 3 hari berjuang, dressku jadi kayak gini nih. Dan, kondangan minggu kemarin pake dress baru, yay...

Here is my new dress
Desainnya nyontek sedikit dari website, sedikit modifikasi dan saya puas dengan hasilnya. Banyak yang muji dressku euy, jadi bangga bisa jadi fashion maker. Haish......
Oh iya, sesuai janjiku, ini dia Free Printable Sleeveless Dress. Silahkan di downloand dan semoga bermanfaat..

PS: Berhubung post yang ini ternyata banyak visitornya, maka saya merasa perlu meralat. Saya baru sadar kalau pola gamisku ini sudah saya modifikasi ukurannya. Pola baju atas, bagian bawahnya (ribet gak sih?) harusnya dipotong 5-10 cm dulu agar potongan jahitannya pas di atas perut. Tapi, kalau ingin potongan jahitan ada di perut, maka bagian atas pola rok di potong 5-10 cm. Biar gak salah ukur, mohon di pasang di badan dulu, kemudian potong bagian pola yang jadi bertumpuk.

Minggu, 12 Mei 2013

Sleeveless Dress Trial

Yang ini dress percobaan banget. Tadinya mau langsung apply pola ke dress toscanya. Tapi agak nggak pede, takut gagal dan ludeslah kain ala sasiranganku. So, aku apply dulu di kain Aero ijo yang dulu salah beli dipadu dengan sisa kain batik seragam. Meski cuma trial, tetep modelnya dibikin sebagus-bagusnya dong, hehehe..
Jiplak pola - gunting kain - tempel aplikasi
Blah blah blah.. Jahit jahit jahit. Singkatnya jadi begini, tara..
Belum sempurna
Kainnya udah mentok segitu. No more batik cloth or plain cloth left. Asli, lengannya aja nggak kebagian lis untuk pinggirnya. Ini gara-gara tali pinggangnya ngabis-ngabisin kain nih, haha..
Bentuknya bagus, cuma kalo dilihat-lihat, warnanya kurang tajem. Jadi keliatan lusuh deh. Malah aku jadi galau gini. Dress ini kalo mo dipake keluar rumah kok kurang "wow". Tapi kalo mo dipake di rumah saja kok "eman-eman".
Dan, akhirnya dicuekin sampe sekarang. Bagian lengan dan lehernya belum sempurna, tapi udah nggak punya mood ngelanjutin jahitannya, doh.. 

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon