Kamis, 24 April 2014

Ruqyah Live


Siang itu rasa kantuk melanda hebat. Tapi, belum menyentuh bantal, mbak Ana sudah tergopoh-gopoh mendatangiku. Dya memintaku mengantar seorang anak tetangga ke tempat ruqyah di Baitur Ruqyah Kotagede. Sang anak yang dulu mantan muridku di SD dan mantan murid ngaji mbak Ana, disebut-sebut ketempelan jin di sekolahnya dari hari senin sampe Jumat kemarin. Jinnya tidak menguasai tubuh si anak 24 jam, tapi datang dan pergi saja. Meski segala cara sudah dilakukan orang tua si anak, tapi jinnya tak mau pergi.

Skip it..

Pintu Ruang Ruqyah (cuma brani foto pintunya)
Sesampainya di BRH, tetangga saya ini segera diminta wudhu, mengenakan mukena dan berdzikir menhadap kiblat. Badannya lemas, tapi dya dalam keadaan sadar. Di dalam ruangan ruqyah, sudah ada 1 orang ibu yang hendak di ruqyah. Aku dan mbak Ana hanya menunggu di luar, mengintip lewat jendela yang terbuka lebar lebih tepatnya. Kami agak deg-deg-an, jangan-jangan nanti kami ikut ter-ruqyah juga, hehe..

Saat ruqyah baru saja dimulai, bulu kuduk saya berdiri. Merinding mendengar lantunan ayat suci yang dibacakan secara lantang oleh Ustadz Fadlan. Belum ada 1 menit, si anak sudah muntah-muntah dan pingsan. Selama kurang lebih satu jam, badannya lemas dan tak henti-hentinya muntah. Tandanya ada reaksi positif, penolakan akan hal-hal negatif dari dalam tubuhnya. Ustadz (dengan sarung tangannya) sesekali menepuk punggung dan memijit tengkuknya. Saya tetap mengamati, walaupun rasa ngantuk tiba-tiba muncul lagi. Kepala saya menjadi berat, saking ngantuknya. Well, sepertinya setan dalam diri saya tidak ingin mendengar lantunan ayat suci al Qur’an, hmmm..

Ketika sesi ruqyah berakhir, saatnya Ustadz memberikan tausiah. Saya sedang mendengarkan dengan khidmad ketika hp tiba-tiba berbunyi dan saya harus menjauhi ruangan ruqyah. Setelah itu saya tidak terlalu mendengar nasehat ustadz. Yang saya ingat, ketika ibu tetangga menanyakan perihal apa benar jin itu ada yang menyuruh, ustadz menasehati untuk berkhusnudzon. Cara termudah untuk sembuh dari gangguan jin adalah IKHLAS dan mendekatkan diri kepada Allah.

Saya jadi malu sendiri. Saya sepertinya belum mengikhlaskan kejadian di masa itu. Cenderung menyimpan benci malah. Saat saya dulu berapi-api penuh emosi menceritakan tentang seorang Psikopat pada ustdaz ngaji saya dulu, beliau hanya menasehatiku untuk ikhlas memaafkan perbuatan orang tersebut. Beliau memang mendoakan dan menyembuhkan saya, tapi kunci utamanya ada si saya. Saya harus ikhlas agar proses penyembuhan berjalan baik.

Sepanjang perjalan pulang, ibu si anak bertanya kepada mbak Ana tentang apa saja yang diperintahkan ustadz tadi. Mbak Ana mengulang kembali apasaja yang harus dilakukan untuk Ruqyah mandiri. Tetangga saya yang sepertinya 100 kali lebih baik daripada saat berangkat tadi mengiya-iyakan. Saya pun diam-diam mendengarkan. Sedih pengen nangis kalau melihat diri saya sendiri, tapi saya tahan. Saya mungkin terlalu sombong sampai-sampai saya lupa untuk tidak melakukan ritual ruqyah mandiri lagi. Kenapa harus menunggu kejadian seperti ini untuk mengingatkan saya. Astagfirullah..
 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon