Minggu, 17 November 2013

Gengsi - Prestige - Pride

Gengsi, ditilik dari sudut manapun pasti akan dikaitkan dengan kesombongan. Kata orang, gak kenyang kalo makan gengsi. Iyaa lah, secara gengsi itu nggak ada habisnya. Sekarang beli ini, besok maunya itu, lusa maunya yang lebih lagi. Kebanyakan gengsi itu butuh dana sih jadi wajar kalo orang gengsi itu nggak bakal kenyang. Duitnya mending dipake buat beli motor daripada buat makan.

Nggak nyangkal sebenarnya , secara saya juga korban gengsi. Gengsi kalo disuruh ke minimarket naik motor bapak yang super jadul ini. devil
Motor yang Berisiknya Minta Ampun
Mending saya naik sepeda polygonku dah. Meski "skrup" udah pada ilang, tapi masih enak dipandang mata. Bukan masalah malu dengan keadaan motornya, tapi malu jadi pusat perhatian, secara suara motornya menggelegar begitu tak mungkin tak ada orang yang memperhatikan. Ada lagi, saya lebih suka beli baju formal di toko muslimah daripada di pasar. Nah, gengsi kan saya?
Contoh lain, secara sengaja saya kadang pamer nyebut-nyebut merk motorku lho. Habis tukang parkir suka nanya "Motornya yang mana?"
Kan nggak mungkin saya bilang, "Motor bebek yang warnanya ijo, yang ada stiker slank di belakangnya dan ada helm hitam dengan stiker bug di kacanya."
Dijamin pusing dah si abang parkir, hehe..

Nah, beberapa hari ini saya banyak mendengar cerita tentang kegengsian orang. Ada yang cerita tentang jam tangannya yang berjeti-jeti. Ada pula yang ganti motor matic karena motor bebek udah old school. Ada juga nih yang cerita tentang pacarnya yang gengsi kalau ngapel nggak bawa apa2. Sampai-sampai, rela bercerai karena si mantan pacar yang sudah jadi suaminya nggak kuat membiayai hidupnya. Itu lah sebagian gengsi yang saya tau dari cerita bahkan saya lihat sendiri  I don't want to see

Gengsi juga nggak jauh-jauh darishow off a.k.a pamer. Let's say, beberapa bulan terakhir saya kenal dengan seorang ibu yang baiknya minta ampun, tapi tanpa disadari (atau sadar, wallahualam) suka pamer. Beliau menyebut-nyebut soal 2 merk mobil miliknya, dan merk mobil punya ponakan-ponakannya.

That's it, dalam hati saya bilang "Terus gueh harus koprol sambil bilang WoW?" Apa perlu saya ikut pamer menyebutkan kendaraan merah yang terparkir di depan rumah itu, yang merknya ARTCO dan tinggal soroooong.. tongue


For me my self, gengsi cukup untuk diri sendiri lah, nggak usah diomong-omongin. Biarlah saya sendiri yang tahu apa yang saya beli dan apa yang saya punya. Walaupun, sepertinya saya sadar nggak sadar ikutan jaga gengsi. Contoh kegengsianku ternyata banyak ya meski hanya yang sepele-sepele. Fiuh.. Astaghfirullah

0 komentar:

Posting Komentar

Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon