Senin, 09 Februari 2015

Hilangnya Sensitivitas






Dulu, saya pikir orang Indonesia pada umumnya, dan orang Jawa pada khususnya adalah orang yang paliiiiing sopan dan ramah se-dunia. Mereka pinter ngomong pake basa-basi. Setelah saya belajar bahasa Inggris, saya baru sadar bahwa basa-basi nya orang jawa itu kadang-kadang enggak sopan -- kepo, tanya-tanya soal kehidupan pribadi seseorang gitu. Eh.. Betul, saya enggak mengada-ada. Kalo orang jawa di luar sana nggak tahu norma kesopanan, bisa dikasih buku lima, alias bogem sama londo-londo.


Saya sering dapat pertanyaan tentang kehidupan pribadi. Iya iya, lebih banyak yang bertanya "Kapan nikah?" sih. not listening

Does it hurt me? Sometimes it does. Kalo lagi waras, saya dengan santainya senyum-senyum sambil menjawab
"Doanya" ato "InsyaAllah, semoga secepatnya".


Males dapat pertanyaan lebih lanjut.
Tapi, kalo pas nggak-waras-ku kumat, tetep sih dijawab begitu, sambil nahan gondhok di hati. Keliatan nggak kalo saya-nya kesel?



Oh, enggak ya? Pinter juga ya saya nyimpen perasaan, hehe big grin
Padahal saya kan aslinya sedih dapat pertanyaan begitu. Seolah-olah saya ini tidak sempurna karena belum ketemu jodoh, hiks.. crying


What's wrong with you guys?
Saya agak heran ya. Kenapa dengan orang-orang di masa kini? 
Do they lost their sensitivity upon single ladies?

Terus terus.. ada yang lebih menarik lagi soal ketidak-sensitifan orang. Beberapa kali saya berkenalan dengan orang baru (entah itu saat mengantri, menunggu atau di kendaraan umum), saya sering tersenyum kecut ketika mereka ber-ramah tamah sambil melontarkan pertanyaan ini:

  1. Sudah menikah, mbak?
  2. Kenapa belum menikah?
  3. Kapan nikah?
  4. Sudah punya pacar?
  5. Umurnya berapa sih?
  6. Dan lain-lain

Kalo saya pasang muka jutek trus jawab "Siapa lu? Mo tau aja sih!"
Gimana, hayo??

Terus, berdasarkan ingatan saya yang agak-agak tajam, 80% kenalan baru saya ini sudah menikah makanya berani ngepo-in kehidupan saya. Padahal, saya paling anti menanyakan pertanyaan pribadi kepada orang lain baik yang sudah ato belum nikah lho. Kecuali kalo mereka sendiri yang bercerita soal kehidupan mereka dengan ikhlas. Itu kan pertanyaan sensitif. Eh, kecuali juga pada temen yang memang jelas-jelas sedang merencanakan pernikahannya ding. Saya terlalu takut menyinggung orang lain, meskipun mereka ternyata lupa sama perasaan saya. Saya kan masih punya hati teman-teman. Sedihnya broken heart

To those who loves hurting single ladies with a boring and so-last-year question "Kapan Nikah?" dan teman-temanya, saya pengen deh merespon pertanyaan dan komentar kalian tentang hidup saya. Mungkin setelah postingan ini dipublish, saya bakal copy url-nya, dan siap mengirim url ini pada siapa saja yang membutuhkan jawaban saya. Bercandapeace sign
  1. Nunggu apa  lagi? Keburu umur 30 tahun lho --> Nunggu jodoh lah, nunggu dia datang melamar. Nggak usah diingatkan kalo saya sudah tua deh ya, hiks
  2. Pengen nikah nggak sih? --> Who doesn't? Semua cewek-cewek pengen nikah dong. Tapi, bukan saya yang mengatur di umur berapa saya ditakdirkan menikah. Allah does..
  3. Kapan nikah?  --> Ehmmmm.. Kalian pasti juga tahu kan saya nggak punya kuasa untuk menjawab kapan Allah akan mengizinkan saya menikah. Mungkin ada di antara kalian yang lebih tahu? peace sign
  4. Udah ada calonnya? --> Calonnya sih ada, tapi Allah belum kasih tunjuk yang mana calon saya cool
  5. Makanya jangan milih-milih cowok --> Ew.. kalian pernah beli ikan? Pilih ikan yang matanya bening cling-cling ato yang matanya buthek? Pilih yang udah bau busuk ato masih amis? Pilih yang seger buger ato yang berformalin? Oh... sama kalo gitu, kita sama-sama pemilih.
  6. Kurang usaha kali, jodoh juga kudu dicari --> Iya, saya tahu. Makanya saya nggak putus-putusnya berdoa dan memperbaiki diri biar Allah makin melihat sejauh apa kesiapan saya. Saya juga nggak menutup diri lho, bergaul seluas-luasnya. Tapi ogah juga kalo kudu obral asal nyari cowok. Nehi nehi.. Saya percaya kalo jodoh itu tak kan lari dikejar, tunggu saja dia ngejar praying
  7. Kamu terlalu mandiri sih --> Hey.. What's wrong with mandiri? Kalo dikit-dikit minta bantuan kalian, nanti kalian ilfil kan sama saya? Pada waktu-waktu tertentu memang saya tidak bisa sendiri, tapi Allah Maha Penyayang, masih banyak teman yang mau menemani saya.
  8. Makanya jangan ngoyo nyari duit mulu --> Ah iya.. lalu saya cuma ndekem di rumah saja nunggu mas jodoh datang membawa segepok duit? Rugi dong. Saya bekerja ini cuma sambilan kok. Sambil nunggu gaji dibayarkan jadi bisa ngasih ibu, sambil bersosialisasi, sambil mengasah otak, sambil mentransfer ilmu pada yang membutuhkan, dan top of the top, sambil menunggu jodoh datang.
  9. Belum bisa move on kali? --> Saya mah realistis, enggak suka mengingat-ingat masa lalu. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Kasihan jodoh saya nanti kan kalo saya belum bisa move on.
  10. Ya sudah, semoga cepet nikah --> Aamiin.. Dari tadi kek di doainnya, jadi kan nggak perlu perdebatan panjang hee hee

Saya sadar betul kalo yang menanyakan hal di atas ini hanya ingin mengungkapkan rasa sayang dan perhatiannya ke saya. Makanya tidak mau melewatkan kapan saya akan menikah. Saya juga tahu, mereka tidak sengaja menyentuh sisi sensitif saya sehingga "agak" menyinggung perasaan lembut saya (halah). Tapi please, sabar ya, tidak perlu bertanya berlebihan, tunggu saya yang memberi kabar saja. Mari menyerahkannya semua pada Allah. Saya saja percaya sama Allah soal jodoh ini lho, jadi kalian juga harus ikutan percaya bahwa jodoh saya hanya belum datang saja. Jangan khawatir ya big grin

Eventually, kepada yang pernah "tak sengaja" menyinggung para single, Ingatkah bahwa kami ini punya sifat sensitif yang kalian juga punya? Kemana hilangnya sensitivitas kalian?

Last but not least, please don't take this personally ya. Jangan sakit hati sama omongan saya di atas atas, karena kami (the singles) juga nggak sakit hati kok ditanya yang begituan.


Eh.. Boong diiiiiing.. whistling


0 komentar:

Posting Komentar

Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon