Jumat, 26 September 2014

Teaching Booster

Sore kemarin, saya agak malas-malasan mengajar private. Kadang-kadang, kalau malasnya kumat, saya meng-cancel les dan menggantinya di hari lain. Murid saya sore itu adalah siswa kelas 1 yang minta ditemeni belajar baca tulis. Haduh.. jujur saya tidak terlalu bisa mengajari baca tulis. Tapi apa daya, Fitri maunya belajar sama saya. Saya sudah kenal bocah ini dari tahun lalu, saat saya mengajar kakak sepupunya. Dari dulu dya antusias pengen belajar, eh, ato cuma pengen ketemu saya saja ya  *ge-er

Di antara kemalasan saya, bocah ini memberi saya satu alasan agar saya berpikir 1000x lagi untuk meng-cancel les. Kemarin dya bercerita, dengan bahasa jawa medhoknya:
Fitri : "Mbak, aku mau bengi ora iso turu lho"
Aku : "Lha ngopo?"
Fitri : "Lha kelingan nek sesuk arep les karo mbak Endang"
Aku : *kaget, pengen ge-er, tapi kok lebay 
Maunya pasang muka marah, tapi nggak bisa, hihihi
Saya sering gemes setiap kali mengajar Fitri. Celotehnya kadang membuatku marah sekaligus tertawa. Seperti saat minggu lalu saya menaikkan nada suara untuk memintanya fokus belajar, dya dengan muka lempeng ngomong "Sik sabar yo mbak". 
Tawa saya meledak seketika itu juga. She slap me on my face. Saya diingatkan untuk sabar oleh Fitri, jadi malu   
Saya pun membalasnya sambil ngelus dada, "Iyo fit, mbak Endang ket wingi sabaaaaar" 
Fiuuh..

Saya jadi teringat dengan satu murid saya yang sudah saya ajar semenjak dya kelas 1 sampai sekarang dya kelas 5. Dulu, saya begitu entengnya meng-cancel les. Sampai suatu hari (saat si anak masih kelas 2), ibu dan neneknya bercerita kalau bocah ini menangis saat saya tidak bisa datang mengajar. Speechless.. saya benar-benar hanya bisa senyum saat itu. My bad... punya penyakit kok "malas".

Memang saya akui, kedekatan antara murid, keluarga murid dan guru itu penting. Bisa dibilang saya sendiri merasa sangat dekat dengan dua bocah tadi. Mereka memberiku suntikan semangat untuk lebih rajin lagi mengajar  . Minimal, lebih rajin mengajar mereka . Muridnya saja semangat belajar, masak gurunya nggak semangat sih? 

Sedikit demi sedikit saya meyakinkan diri saya sendiri bahwa saya berangkat mengajar karena ada yang membutuhkan ilmu yang saya punya. Setahu saya, ilmu yang saya tularkan nanti akan membawa saya masuk surga. Selama.. murid-murid saya mengamalkan ilmu yang saya ajarkan. Syukur-syukur bisa mem-forward ilmunya ke orang lain lagi.

Bismillah... Nggak mau kalah sama syetan malas. Apapun pekerjaannya, sebelum mulai perlu diniatkan karena ibadah deh..

0 komentar:

Posting Komentar

Your comment, please. Whether it is good or bad... ^_^

 
Don't Skip Me Blog Design by Ipietoon